Heboh Miliarder China Lelang Sperma dan Sel Telur Orang yang Tak Vaksin COVID

Heboh Miliarder China Lelang Sperma dan Sel Telur Orang yang Tak Vaksin COVID

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Sabtu, 08 Apr 2023 04:00 WIB
Heboh Miliarder China Lelang Sperma dan Sel Telur Orang yang Tak Vaksin COVID
Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella
Jakarta -

Seorang miliarder China berencana melelang sperma dan sel telur dari pendonor yang tak divakasinasi COVID-19 di platform online. Taipan China bernama Guo Wengui itu mengumumkan rencana tersebut dalam siaran langsung pada Februari lalu.

"Sperma dan telur dari sesama pejuang kami akan dilelang di platform Gettr kami antara 1 Juni dan 6 Juni," kata Guo kepada AFP, dikutip dari Insiders.

Guo mengklaim telah mengumpulkan hampir 6.000 sel telur dan jutaan sperma dari donor yang tidak divaksinasi, bahkan termasuk spermanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga mengatakan situs itu nantinya akan menggunakan 'metode ilmiah' dan memerlukan surat pengacara untuk memverifikasi status vaksin donor. Meskipun demikian, dia tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang bagaimana sampel akan diuji atau disimpan.

Pemberi informasi anti-vaksin mendorong klaim vaksin COVID-19 memicu kemandulan, bahkan di hadapan banyak penelitian medis yang menunjukkan fakta sebenarnya tidak merusak kesuburan pria maupun wanita.

ADVERTISEMENT

Guo, yang menggunakan nama lain termasuk Miles Guo, sendiri adalah penganut klaim palsu tersebut. Negara Federal Baru China, kelompok lobi anti-Partai Komunis China yang dibentuk oleh Guo, juga telah berulang kali membuat pernyataan tidak berdasar seperti vaksin adalah senjata biologis.

Beberapa pendukungnya menilai pelelangan ini sebagai salah satu bentuk kemanusiaan atas tudingan asal usul COVID-19 berasal dari kebocoran lab di Wuhan.

Pengguna media sosial lain ada yang meminati lelang tersebut, adapula yang mengatakan pernyataan sebaliknya. Menurutnya, lelang sperma untuk yang tidak divaksinasi memang bisa meraup uang yang banyak, tetapi tidak menjawab bukti vaksin COVID-19 berbahaya bagi kesuburan.




(suc/kna)

Berita Terkait