Pengidap asam lambung memiliki tantangan tersendiri saat menjalani ibadah puasa. Pasalnya dengan jam makan yang berubah, pilihan menu makan saat sahur dan berbuka perlu diperhatikan agar asam lambung tak kumat, ibadah salat pun tetap bisa dijalankan dengan nyaman.
Sudah menjadi rahasia umum, pengidap asam lambung memiliki pantangan makanan tertentu seperti makanan pedas, makanan berminyak, dan kopi. Pasalnya, makanan tersebut dapat memicu asam lambung menjadi naik. Sebaiknya, menu berbuka puasa untuk pengidap asam lambung memiliki tekstur lembut agar mudah dicerna dan lambung tidak bekerja dengan berat.
"Usahakan makan yang lama dicerna, jadi tinggi serat, buah. Jadi, diharapkan dengan kondisi tinggi serat ya buah itu waktu makan yang di dalam usus itu akan lebih lama," kata kata spesialis penyakit dalam dari RS Brawijaya Depok dr Aru Ariadno, saat ditemui detikcom, Selasa (21/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pengidap asam lambung tidak disarankan untuk mengkonsumsi makanan dengan terburu-buru dan dalam porsi besar. Maka itu untuk berbuka puasa, orang dengan riwayat asam lambung disarankan untuk memulai dengan kurma dan air putih. Tujuannya, yakni mengembalikan cairan yang telah hilang selama berpuasa seharian penuh.
"Dimulai dengan yang mungkin bagi kita kurma dengan bilangan ganjil dan kemudian minum teh hangat, teh manis boleh ya. Kemudian setelah itu istirahat sebentar, sholat magrib, kemudian makan biasa," tambahnya
Di samping itu, makanan dengan porsi besar dikhawatirkan bakal memicu perut begah dan asam lambung meningkat. Sebaiknya, konsumsi makanan ringan terlebih dahulu. Namun, sebaiknya hindari asupan gorengan, makanan pedas, kopi, makanan asam, dan makanan berminyak saat berbuka puasa.
Dalam kesempatan terpisah, spesialis gizi dari RS Siloam TB Simatupang, dr Christopher Andrian, M Gizi, SpGK, menyampaikan hal senada. Menurutnya, untuk mengawali buka puasa, sebaiknya konsumsi buah dan air putih lebih dulu sebelum memakan makanan berat.
"Salat maghrib dulu, jeda 1 jam. Ketika makanan takjil itu sudah kita cerna, tubuh biasanya mulai "oke" rasa lapar itu akan hilang. Barulah kita makan berat. Kalau langsung makan berat, beban di perut akan semakin hebat. Nanti ujung-ujungnya kembung, maag, GERD," pungkasnya.
(vyp/vyp)











































