Angka kasus COVID-19 di DKI Jakarta dalam beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan. Varian arcturus yang saat ini menjadi penyebab peningkatan kasus di India dikhawatirkan juga menjadi 'dalang' meningkatnya kasus di DKI Jakarta.
Berikut data meningkatnya angka kasus COVID-19 di DKI Jakarta dalam waktu sepekan terakhir:
Rabu (12/4): 475 kasus baru
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selasa (11/4): 373 kasus baru
Senin (10/4): 222 kasus baru
Minggu (9/4): 205 kasus baru
Sabtu (8/4): 190 kasus baru
Jumat (7/4): 295 kasus baru
Kamis (6/4) : 278 kasus baru
Tanggapan Dinkes DKI Jakarta Soal Potensi Varian Arcturus
Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama menyebutkan bila hingga saat ini belum ada bukti keberadaan Arcturus di DKI Jakarta.
Menurutnya, pada saat ini kondisi COVID-19 di DKI Jakarta masih terkendali walaupun memang ada tren kenaikan kasus.
"Situasi sangat terkendali di DKI Jakarta, karena walau tren kasus COVID-19 di Jakarta, naik dalam satu bulan terakhir, tapi tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan rumah sakit." jelas dr Ngabila kepada detikcom Selasa (11/4/2023).
"Belum dapat dibuktikan adanya efek dari varian baru karena Arcturus belum ditemukan di DKI Jakarta. Kami akan perkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di Jakarta dari laboratorium kesehatan masyarakat dan swasta," lanjutnya.
NEXT: Kemenkes ungkap penyebab peningkatan kasus
Dinkes DKI Jakarta Minta Warga Tidak Panik
Lebih lanjut, dr Ngabila meminta masyarakat untuk tidak panik. Ia juga mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster jika belum mendapatkannya.
"Apapun variannya masyarakat jangan panik, perkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan imunisasi. Cegah sakit tetap lebih baik dengan disiplin bermasker terutama jika sedang sakit atau berdekatan dengan orang sakit," sebut dia.
"Kasus meningkat ditemukan di puskesmas (komunitas) level penularan di keluarga yang utama. Lengkapi vaksinasi segera (dosis 4) untuk usia 18 th ke atas utk mencegah kematian," pungkasnya.
Kementerian Kesehatan Ungkap Penyebabnya
Pihak Kementerian Kesehatan ikut buka suara terkait tren kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi di DKI Jakarta. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa kurang ketatnya protokol kesehatan saat ini menjadi salah satu penyebab kenaikan kasus COVID-19 di DKI Jakarta.
Tidak hanya itu saja, masyarakat juga sudah tidak menjalani tes COVID-19 lagi jika mengalami gejala batuk atau pilek.
"Masyarakat cenderung tidak tes sehingga kalau merasa batuk pilek, istirahat dan merasa sembuh," tutur dr Nadia.
Simak Video "Video Pakar: Flu Burung Picu Pandemi yang Lebih Parah Dibanding Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)











































