Jadi Biang Keladi COVID-19 India Ngegas Lagi, Ternyata Secepat Ini Penularan Arcturus

Jadi Biang Keladi COVID-19 India Ngegas Lagi, Ternyata Secepat Ini Penularan Arcturus

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 13 Apr 2023 12:03 WIB
Jadi Biang Keladi COVID-19 India Ngegas Lagi, Ternyata Secepat Ini Penularan Arcturus
Ilustrasi kecepatan penularan varian Arcturus. Foto: Getty Images/loops7
Jakarta -

Sejumlah negara kini kembali mengalami kenaikan kasus COVID-19, diduga akibat subvarian Omicron XBB.1.16 atau disebut varian Arcturus. Mengingat, varian ini juga yang diduga menjadi biang kerok lonjakan COVID-19 di India hingga kasusnya meningkatnya 13 kali lipat dalam sebulan terakhir.

Varian ini disebut memiliki kemungkinan penularan 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan varian Kraken, yakni varian Corona yang sebelumnya juga menjadi sorotan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Arcturus merupakan salah satu dari lebih dari 600 subvarian Omicron. Varian ini pertama kali terdeteksi pada Januari dan dipantau oleh WHO. Beberapa ahli menyoroti adanya mutasi yang bisa meningkatkan penularan pada varian Arcturus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Varian Arcturus) sudah beredar selama beberapa bulan. Kami belum melihat perubahan tingkat keparahan pada individu atau populasi, tetapi itulah mengapa kami menerapkan sistem ini," ungkap pimpinan teknis COVID-19 dari WHO, Dr Maria Van Kerkhove, dikutip dari New York Post, Kamis (13/4/2023).

"Ini memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut menurut Kerkhove, hingga kini belum ada laporan yang membuktikan adanya penambahan tingkat keparahan pada pasien COVID-19 dengan infeksi varian Arcturus.

Namun, sebuah penelitian dari University of Tokyo yang diterbitkan di situs web penelitian biologi bioRxiv menyatakan bahwa Arcturus 1,2 lebih menular daripada varian Kraken. Juga disebutkannya, varian ini akan menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat.

Terlebih, mutasi pada varian ini berpotensi mempersulit sistem kekebalan tubuh untuk bekerja dan meningkatkan laju penyebaran virus.

Database Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) menunjukkan Indonesia sudah mendeteksi satu kasus COVID-19 varian Arcturus. Berdasarkan pantauan detikcom Kamis (13/4/2023), data satu kasus varian Arcturus disubmit ke GISAID dalam 10 hari terakhir. Hanya ada satu sequence sampel yang dilampirkan.

Namun pada Selasa (11/4), Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi memastikan Indonesia belum mendeteksi kasus varian Arcturus. Peningkatan kasus COVID-18 yang terjadi beberapa waktu terakhir ini dipicu oleh mobilitas masyarakat yang tinggi.




(vyp/naf)

Berita Terkait