.webp)
Tren kasus COVID-19 di banyak negara terus membaik, termasuk di Indonesia. Banyak masyarakat kini sudah bisa beraktivitas dengan bebas di tempat umum dan kerumunan. Meskipun ada sedikit peningkatan kasus, pasien rawat inap maupun jumlah kematian tidak ikut melonjak.
Banyak orang yang bertanya-tanya perihal kapan status pandemi COVID-19 dicabut. Berkaitan dengan hal tersebut, Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia Dr N Paranietharan menjelaskan bahwa keputusan untuk mencabut status pandemi tidaklah mudah.
"Jadi itu adalah hal yang tersulit, saat ini kita melihat penurunan kasus secara global. Jadi para ahli di komite akan melakukan pertemuan di Jenewa. Mereka akan membuat rekomendasi dalam agenda WHO," ucap Paranie ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paranie lebih lanjut meminta masyarakat untuk lebih bersabar. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengumumkan hal penting pada bulan Mei.
"Jadi sayang sekali kita harus menunggu. Semoga nanti di bulan Mei kita sudah memiliki beberapa ide tentang keputusannya. Saya nggak bilang kalau pandemi dicabut bulan Mei, tapi kita harap ini terjadi sebelum akhir tahun," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa walaupun nantinya status pandemi akan dicabut, virus COVID-19 akan terus ada di antara masyarakat.
"Virus SARS-CoV-2 akan tetap ada bersama kita. Virusnya tidak akan pergi kemana-mana, itulah yang disebut endemik oleh orang-orang," jelasnya.
"Ada banyak virus yang tersebar saat ini dan kami sedang mengelolanya. Para ahli juga akan merekomendasikan vaksin penguat untuk jangka panjang setelah pandemi berakhir juga. Tapi kami berharap akhir tahun bisa melihat pandemi berakhir," sambungnya.
Terkait dengan langkah pemerintah Indonesia dalam proses transisi pandemi ke endemi, Parani mengatakan bahwa Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sedang menunggu rekomendasi dari rapat komite yang sedang dilakukan.
"Dia (Menkes Budi) sedang menunggu rekomendasi dan pertemuan komite dan setelah itu kami akan melihat anggota negara lainnya. Anggota WHO, para ahli, dan lainnya akan membuat rekomendasi, dan negara anggota akan melakukan deklarasi mereka," pungkasnya.
(avk/naf)
