Kasus COVID-19 di DKI Jakarta meningkat dalam sebulan terakhir. Keluhan gejala masih didominasi kategori ringan yakni 24 persen tanpa gejala, 64 persen bergejala ringan, dua persen bergejala sedang.
Hanya 10 persen di antaranya yang bergejala berat. Adapun peningkatan kasus ini menyebabkan tren kasus COVID-19 rawat inap baik isolasi maupun intensif di RS juga merangkak naik.
Namun, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama menekankan kenaikan kasus masih di fase terkendali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya data per 6 April 2023, jumlah pasien yang dirawat di RS sebanyak 197 orang, sementara yang menjalani isolasi mandiri mencapai 1.878 kasus. Meningkat dari semula tren pasien yang dirawat di RS konsisten berada di bawah sepuluh orang.
Teranyar, pada Sabtu (8/4), kasus perawatan di RS masih meningkat di nyaris 199 pasien. Meski ada peningkatan, kapasitas tempat tidur untuk perawatan di RS masih tersedia lebih dari 50 persen.
"Situasi sangat terkendali di Jakarta, karena walau tren kasus COVID-19 di Jakarta naik dalam 1 bulan terakhir tetapi tidak disertai kenaikan kematian," tutur dr Ngabila kepada detikcom, ditulis Kamis (13/4/2023).
dr Ngabila berpesan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi COVID-19 booster untuk menjaga imunitas melawan COVID-19. Pasalnya, imunitas pasca vaksinasi bisa menurun setelah melewati enam bulan, sehingga diperlukan booster.
Vaksinasi COVID-19 booster juga bisa menekan risiko kemungkinan bergejala berat saat terpapar.
(naf/suc)











































