Sekjen PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) M. Ichya mengatakan RUU kesehatan diyakini memiliki fokus pada upaya mencegah masyarakat jatuh sakit, pemberdayaan posyandu dan puskesmas sampai tingkat desa dan kelurahan.
"RUU Kesehatan akan mendorong kebijakan negara untuk fokus pada upaya mencegah masyarakat jatuh sakit (promotif dan preventif) dengan memberdayakan posyandu dan puskesmas sampai tingkat desa dan kelurahan. Masyarakat yang sehat akan mengurangi beban keuangan keluarga dan negara, sehingga mereka bisa mengalokasikan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan pendidikan," tutur Ichya dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (14/4/2023).
Ichya memandang RUU Kesehatan dapat membuka pintu rezeki umat di Tanah Air melalui pembukaan lapangan pekerjaan di sektor kesehatan. Sebab, upaya peningkatan ketahanan kesehatan akan mendorong produksi obat, vaksin dan alat kesehatan dalam negeri sehingga dapat menyerap tenaga kerja dalam negeri.
"Besar harapan agar pembahasan RUU Kesehatan dapat berjalan secara konstruktif dan pengesahan RUU dapat segera terlaksana. Sehingga, seluruh masyarakat dapat segera menerima manfaat peningkatan akses kesehatan yang berkualitas dan lebih terjangkau," papar Ichya.
Senada dengan Ichya, Sekretaris Jenderal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Zaki Nugraha menilai RUU Kesehatan juga akan mengurangi harga obat-obatan dalam negeri serta menjamin ketersediaan obat-obatan terbaru, terutama untuk penyakit dengan tingkat kematian dan biaya tertinggi di Indonesia yaitu kanker, jantung, stroke, dan diabetes. Ia menilai Maka penting untuk mendorong terwujudnya kemandirian di bidang kesehatan melalui RUU Kesehatan.
Sekretaris jenderal Himpunan Mahasiswa Budhis (Hikmahbudhi) Ravindra berharap teknologi kesehatan dapat ditingkatkan lewat implementasi RUU Kesehatan. Apalagi, Indonesia menjadi salah satu negara yang tertinggal di bidang teknologi kesehatan. Hal itu dapat dilihat dari terbatasnya ketersediaan teknologi dalam berbagai pengobatan di rumah sakit dalam negeri.
"Salah satu semangat RUU Kesehatan yang kita lihat adalah mendorong penggunaan bioteknologi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menghadirkan obat dan terapi canggih untuk Indonesia. Fasilitas dengan standar yang baik harus hadir di seluruh Rumah Sakit," sebut Ravindra.
Forum Cipayung meyakini RUU tersebut akan meningkatkan akses masyarakat terhadap dokter dan dokter spesialis serta fasilitas kesehatan yang berkualitas. Dengan begitu diharapkan masyarakat yang berobat menggunakan BPJS tidak didiskriminasi dan harus antre berhari-hari, serta masyarakat kelas menengah dan atas tidak berbondong-bondong berobat keluar negeri.
Simak Video "Video Kemenkes Ungkap Sulitnya Dapatkan Dokter di Daerah 3T"
(ega/ega)