Kementerian Kesehatan mengumumkan dua temuan kasus COVID-19 varian Arcturus di Indonesia pada Kamis (13/4/2023). Sampel dari kedua kasus tersebut sudah dianalisis pada Maret minggu keempat 2023.
Berkaitan dengan temuan kasus COVID-19 varian Arcturus, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama menjelaskan bahwa pasien pertama baru melakukan perjalanan dari India dan mengalami gejala ringan.
Sedangkan untuk pasien kedua mengalami beberapa gejala seperti batuk kencang dan radang paru atau pneumonia. dr Ngabila lantas mewanti-wanti masyarakat untuk segera memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala COVID-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual dan muntah disarankan memeriksakan ke puskesmas kecamatan terdekat di DKI Jakarta gratis," ucap dr Ngabila ketika dihubungi detikcom, Jumat (14/4/2023).
"Layanan PCR di puskesmas DKI Jakarta disediakan gratis pada jam kerja untuk orang yang memiliki gejala (terduga) COVID-19 ataupun kontak erat kasus positif COVID-19. Ini untuk warga KTP atau domisili DKI Jakarta atau yang beraktivitas rutin di Jakarta baik sekolah atau bekerja. Silahkan datang ke puskesmas terdekat," sambungnya.
dr Ngabila juga menambahkan untuk tes antigen dapat diperoleh secara gratis selama 24 jam di puskesmas kecamatan di DKI Jakarta.
Adapun untuk terus melacak varian-varian COVID-19 yang masuk ke DKI Jakarta, pihak Dinkes DKI Jakarta akan melakukan genome sequencing pada semua kasus positif yang masuk. Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap kemunculan varian-varian baru nantinya.
"Dinkes DKI akan terus perkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di Jakarta dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat (LABKESMAS) dan swasta," jelasnya.
"Apapun variannya masyarakat jangan panik. Perkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan imunisasi. Cegah sakit tetap lebih baik dengan disiplin bermasker terutama jika sedang sakit atau berdekatan dengan orang sakit. Kasus meningkat yang ditemukan puskesmas (komunitas) level penularan di keluarga yang utama," sambungnya.
dr Ngabila juga mengimbau masyarakat untuk bisa segera melengkapi dosis vaksin COVID-19 demi mencegah keparahan dan kematian.
"Lengkapi vaksinasi usia 12-17 tahun lengkapi 2 kali dengan Pfizer. Untuk usia 18 tahun ke atas vaksinasi 4 kali dengan Pfizer, Indovac, atau Inavac," pungkasnya.
(avk/naf)











































