Nama Yudo Andreawan belakangan disorot netizen lantaran dirinya kerap emosional dan marah-marah di tempat publik hingga mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. Berujung ditangkap, Yudo mengaku dirinya memiliki masalah penyakit mental.
Polisi membawa Yudo ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur. Yudo Andreawan akan diobservasi kejiwaannya.
"Yang bersangkutan sementara ini kami bawa ke RS Kramat Jati untuk diobservasi kejiwaannya," ujar Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Yuliansyah kepada detikcom, Sabtu (15/4/2023).
"Kami kan bukan ahlinya untuk menentukan dia mengalami gangguan kejiwaan atau tidak, sehingga kami lakukan observasi selama seminggu di RS Kramat Jati. Nanti hasilnya apa kita tunggu dari rumah sakit," kata Yuliansyah.
Mengapa Bisa Seemosional Itu?
Dalam kasus emosi berujung kekerasan, psikiater dr Lahargo Kembaren dari RSJ menyebut gangguan jiwa tidak lantas menjadi pembenaran di balik perlakuan tersebut.
"Peristiwa kekerasan yang dilakukan pada seseorang tentunya memberikan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan pada setiap orang yang menjadi korban ataupun yang mendengar dan menyaksikan. Semua manusia yang humanis tentunya setuju bahwa perilaku kekerasan tidak dibenarkan dengan alasan apapun juga," terang dia saat dihubungi detikcom Minggu (16/4/2023).
Tidak diketahui jenis mental disorder apa yang dialami Yudo, tetapi dr Lahargo merinci beberapa kemungkinan yang bisa berkaitan antara masalah mental dengan perilaku kekerasan. Mengacu pada catatan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), dr Lahargo menyebut beberapa gangguan kejiwaan yg ditandai adanya agresivitas/perilaku kekerasan antara lain salah satunya dipicu psikosis.
Psikosis terjadi saat seseorang memiliki gangguan menilai realitas. Artinya, ia sulit membedakan mana fenomena yang nyata dan khayalan. Gejalanya bisa beragam meliputi delusi atau pikiran yang tidak sesuai kenyataan serta halusinasi atau mendengar suara bisikan, melihat bayangan.
Kemungkinan lainnya yakni oppositional defiant disorder (ODD). Hal ini terjadi saat suasana hati seseorang mudah berubah, mudah tersinggung, ada perilaku argumentatif, menantang, hingga dengki.
Bukan berarti setiap gejala tersebut muncul, dikategorikan ODD. Pasalnya, pengidap ODD mengalami hal ini dalam intensitas waktu yang lebih lama, melampaui enam bulan.
Agak mirip seperti ODD, conduct disorder juga menjadi masalah yang mungkin memicu perilaku emosional hingga kekerasan.
"Pola perilaku persisten/menetap yang melanggar hak orang lain dan aturan, seperti intimidasi, pencurian, bolos dari sekolah, lari dari rumah," kata dr Lahargo.
Kemungkinan lain di antaranya:
Disruptive mood dysregulation disorder (DMDD)
Ditandai oleh adanya ledakan kemarahan yang sering terjadi dan suasana hati yang mudah tersinggung atau depresi hampir sepanjang waktu.
Bipolar
Gangguan mood, yang ditandai dengan perubahan mood yg ekstrim dari senang berlebihan (episode manik) menjadi sedih berlebihan (episode depresi)
Depresi Mayor
Gangguan mood yg ditandai dengan mood yg sedih, mudah tersinggung, tidak semangat, energi berkurang, gangguan pola tidur dan makan, fokus, konsentrasi yg menurun dan pikiran tentang kematian.
Gangguan Kepribadian Anti Sosial
Sebuah gangguan kepribadian dengan gejala seperti sering mengabaikan dan melanggar hak orang lain, tidak memiliki empati atau rasa kasihan pada orang lain, tidak mawas diri, dan manipulatif.
Gangguan Kepribadian Narsistik
Sebuah gangguan kepribadian yang ditandai selalu ingin menjadi yang nomor satu, paling hebat, paling utama, ingin dipuja dan bila ada yang mengambil posisi tersebut maka dia dapat melakukan tindakan kekerasan
Simak Video "Video: Kata Ahli soal Antisipasi Ancaman Kesehatan Pascabanjir"
(naf/naf)