Ibu menyusui diperbolehkan untuk berpuasa. Para pakar dan konselor laktasi menegaskan berpuasa tidak membahayakan kesehatan sang ibu atau pun bayinya.
Namun, busui kerap dibayangi kekhawatiran apakah berpuasa akan memengaruhi kualitas ASI yang diberikan ke si kecil. Kekhawatiran itu umumnya muncul dan menjadi bahan diskusi di antara orang tua baru. Wajar saja mengingat orang tua baru memang belum memiliki banyak pengalaman, di tambah lagi saat berpuasa pola makan akan berubah.
Ada beberapa hal yang menjadi kekhawatiran sekaligus pertanyaan para busui saat menjalankan ibadah puasa, antara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana Kesehatan Ibu dan Bayi Saat Berpuasa?
Secara umum, ibu menyusui yang mampu berpuasa bisa mendapatkan banyak manfaat layaknya manfaat yang dirasakan oleh orang dewasa pada umumnya. Manfaat yang dimaksud mulai dari menstabilkan gula darah, meningkatkan imunitas tubuh, bentuk detox bagi tubuh, bahkan puasa dinilai dapat membantu menjaga kesehatan jantung karena berpotensi meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL) secara signifikan. Hal ini didukung oleh sebuah ulasan dalam Macedonian Journal of Medical.
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam berpuasa Ramadan, yakni memastikan kondisi tubuh dalam kondisi sehat. Seperti layaknya orang dewasa yang berpuasa. Jika sang ibu atau anak sakit, segera cek ke dokter.
Apakah Puasa Berpengaruh ke Nutrisi Bayi di Bawah 6 bulan?
Ada anggapan, busui yang masih menyusui bayi berusia kurang dari 6 bulan perlu mempertimbangkan untuk menjalankan puasa. Sebab, satu-satunya sumber nutrisi yang didapatkan bayi berusia kurang dari 6 bulan hanya dari ASI eksklusif. Ia pun memiliki frekuensi menyusu yang lebih sering daripada bayi berusia 1 tahun yang sudah mendapatkan makanan pendamping ASI. Terlebih saat dalam program mengejar berat badan karena berat badannya bayinya rendah, butuh kalori yang lebih banyak lagi.
Sejatinya, ketika ibu menyusui memutuskan untuk berpuasa, tubuh ibu akan secara otomatis menyesuaikan pola metabolisme sehingga tubuh tetap memproduksi ASI dengan kualitas terbaik. Artinya, ibu menyusui tidak perlu khawatir jika puasa menurunkan kualitas ASI. Dalam kondisi apapun kualitas ASI akan tetap berkualitas
Meski demikian, setelah menjalani sebulan puasa Ramadan, maka jendela makan akan kembali normal. Dengan begitu, ibu bisa kembali mengejar asupan nutrisi dan terutama mineral yang memang dibutuhkan untuk kesehatan dan daya tahan tubuh.
Kebutuhan mineral dapat dipenuhi dari sayuran dan buah- buahan. Selain itu, faktor yang tidak kalah penting adalah memilih air minum yang berkualitas. Ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi air yang mengandung mengonsumsi mineral esensial seperti selenium, zat besi, seng, kalsium, dan magnesium.
Seluruh kandungan tersebut bisa dipenuhi dengan mengonsumsi air mineral yang mengandung mineral esensial seperti Le Minerale. Le Minerale diambil dari sumber mata air terpilih, yang telah terseleksi kandungan mineralnya, dan dipastikan seimbang.
Le Minerale mengandung sumber nutrisi yang baik dan memiliki banyak manfaat dalam menjaga keseimbangan tubuh dan kesehatan. Rasa Le Minerale yang segar dan terasa manis dikarenakan kandungan mineral alaminya yang kaya. Adanya kandungan bicarbonate membuat Le Minerale punya rasa lebih segar.
Selain memastikan asupan cairanterpenuhi, pola makan yang sehat menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan oleh busui. Pastikan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Selain itu, usahakan memilih karbohidrat kompleks sehingga bisa membuat kenyang lebih lama, kurangi asupan kafein dan kandungan gula yang tinggi.
(akd/ega)










































