Carlo Saba Meninggal karena Penyakit Jantung, Sempat Kolaps Pasca Manggung

Round Up

Carlo Saba Meninggal karena Penyakit Jantung, Sempat Kolaps Pasca Manggung

Celine Kurnia - detikHealth
Kamis, 20 Apr 2023 19:01 WIB
Carlo Saba Meninggal karena Penyakit Jantung, Sempat Kolaps Pasca Manggung
Carlo Saba Kahitna meninggal dunia karena serangan jantung. (Foto: dok. Instagram @carlo_saba)
Jakarta -

Salah satu vokalis grup musik Kahitna, Carlo Saba meninggal di usia 54 tahun. Serangan jantung menjadi penyebab meninggalnya pria kelahiran Bandung itu.

Carlo sempat mengalami kolaps setelah mengisi acara. Ia meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan. Carlo menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (19/4/2023) pukul 21.00.

"Meninggalnya baru, mungkin sekitar 1,5 jam lalu. Saat ini kami sedang menuju rumah sakit," ucap manajemen Hedi Yunus, dikutip dari detikhot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Denny Saba, adik Carlo menjelaskan Januari lalu kakaknya sempat mengalami serangan pertama sehingga harus melakukan perawatan. Setelah dirawat dan dipasang ring jantung, kondisi sang kakak semakin membaik.

"Dia ngerasa suaranya balik lagi normal kayak dulu. Sebelumnya suara dia sempat nggak bisa full," kata Denny.

ADVERTISEMENT

Namun, belakangan Carlo mengeluhkan nyeri dada. Setelah dilakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), terdapat satu penyumbatan dan tanda-tanda serangan.

"Memang kadang kita punya rencana, tapi Tuhan punya maksud dan rencana lain yang lebih indah. Kita nggak tahu kenapa endingnya begini, tapi kita tahu itu pasti rencana Tuhan," kata adik Carlo lainnya, Ivan Saba.

Pemicu Serangan Jantung

Dikutip dari berbagai sumber, serangan jantung atau infark miokard terjadi ketika aliran darah menuju jantung berkurang atau tersumbat. Penyumbatan ini dapat dipicu oleh penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam arteri jantung.

Endapan berlemak dan mengandung kolesterol disebut sebagai plak. Proses penumpukan plak disebut aterosklerosis. Kadang, plak bisa pecah dan membentuk gumpalan dan pembekuan darah di jantung. Kurangnya aliran darah berakibat pada kerusakan dan menghancurkan otot jantung.

Serangan jantung sebagian besar disebabkan oleh penyakit arteri koroner. Kejang parah dan kontraksi tiba-tiba dari arteri koroner menghentikan aliran darah ke otot jantung.

Orang yang mengalami serangan jantung harus segera mendapat penanganan medis. Tujuannya untuk memulihkan aliran darah. Jika tidak, risiko kerusakan otot jantung semakin besar dan berujung kematian.

Penyebab Lain Serangan Jantung

Selain penyakit arteri koroner, serangan jantung dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Infeksi tertentu, misalnya COVID-19
  • Diseksi arteri koroner spontan (SCAD), yaitu robekan di dalam arteri jantung
  • Orang lanjut usia
  • Merokok atau terpapar asap rokok
  • Tekanan darah tinggi yang merusak arteri menuju jantung
  • Tingginya kadar kolesterol jahat
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Kurang olahraga
  • Pola makan tidak sehat
  • Memiliki keluarga dengan riwayat serangan jantung dini

Awal Gejala Serangan Jantung

Sebelum mengalami serangan jantung, seseorang dapat mengalami tanda-tanda berikut.

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada, khususnya di bagian kiri atau tengah lebih dari beberapa menit
  • Lemas, pusing, hingga pingsan
  • Keringat dingin
  • Rasa sakit atau tidak nyaman pada bagian rahang, leher, atau punggung
  • Napas menjadi pendek yang disertai nyeri dada. Sesak napas juga bisa terjadi sebelum timbul rasa tidak nyaman di dada

Pasien wanita cenderung mengalami gejala lain seperti kelelahan yang tidak biasa hingga mual atau muntah. Selain itu, mereka mungkin juga mengalami gejala atipikal, seperti nyeri singkat atau tajam di leher, lengan, atau punggung.

Dalam beberapa kasus, tanda pertama adalah serangan jantung mendadak. Namun, sebagian besar orang mengalami gejala selama beberapa jam, hari, bahkan minggu-minggu sebelumnya.

Nyeri dada atau tekanan (angina) yang terus terjadi dan tidak hilang dengan istirahat mungkin merupakan tanda peringatan dini. Angina disebabkan oleh penurunan sementara aliran darah ke jantung.




(naf/naf)

Berita Terkait