Setelah lebaran, banyak pemudik akan kembali ke ibukota untuk menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa. Seringkali jalan dipadati kendaraan yang pulang mudik Lebaran. Oleh sebab itu, sebagian orang mungkin memilih pulang mudik saat dini hari untuk menghindari macet.
Jika iya, hal ini tentu berdampak pada kualitas tidur seseorang. Dini hari yang seharusnya menjadi waktu orang tidur justru digunakan untuk berkendara. Apa hal ini dianjurkan?
Pakar kesehatan tidur dr Andreas Prasadja RPSGT menjelaskan orang yang ingin berkendara pada dini hari mungkin memenuhi kebutuhan tidurnya di siang hari. Orang merasa segar setelah 30 menit tidur siang. Namun, kegiatan ini tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan tidur yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak akan 'lunas'. Siklus tidur di siang dan malam hari itu berbeda. Ada tahapan tidur ringan, sedang, dalam, mimpi, yang mana satu siklusnya akan tercapai setelah 2 jam tidur di malam hari," jelas dr Andreas, Senin (24/4/2023) dalam program detik Pagi.
"Efek restoratifnya cuma malam hari. Kemampuan otak kita dibangun saat tidur. Daya tahan tubuh optimal juga saat tidur (malam)," lanjutnya.
Sebelum pulang mudik, ia menyarankan khususnya bagi para pengemudi untuk mencukupi kebutuhan tidur selama beberapa hari terakhir. Kebutuhan tidur manusia dewasa adalah 7-9 jam yang harus dicukupi.
"Malam hari sebelum jalan jauh paling tidak minimal tidur 6 jam. Berkendara di waktu-waktu biasanya terjaga. Jangan di jam biasa kita tidur karena dorongan untuk tidur akan kuat," pesannya.
Selain itu, manfaat tidur cukup berguna untuk menghilangkan rasa kantuk yang timbul selama mengemudi. Pasalnya, rasa kantuk berisiko bagi keselamatan berkendara.
"Berkendara dalam kondisi ngantuk bahaya. Kemampuan konsentrasi dan refleks itu jelek," pungkasnya.
(up/up)











































