Peningkatan kasus COVID-19 di Tanah Air kembali menjadi sorotan. Tren kenaikan diyakini dipicu oleh mudik Lebaran dan munculnya varian COVID-19 Omicron XBB.1.16 atau dikenal Arcturus.
Sebelumnya, varian ini disebut-sebut menjadi biang kerok peningkatan kasus di India. Sejumlah penelitian juga menyebut varian Arcturus lebih menular dibandingkan varian lainnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah mencatat 10 kasus pasien varian Arcturus. Diperkirakan, puncak COVID-19 varian Arcturus terjadi pekan depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi COVID-19 di Jakarta sangat terkendali walau jumlah kasus positif dan kematian meningkat, positivity rate meningkat tajam tanda banyak kasus tidak terdiagnosis di lapangan," kata Kepala Seksi Imunisasi Dinkes DKI Jakarta dr Ngabila Salama kepada detikcom Selasa (2/5/2023).
Varian Arcturus memang memiliki gejala yang sedikit berbeda dibandingkan COVID-19 varian lainnya. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah gejalanya:
1. Mata Merah
Sejumlah pasien COVID-19 varian Arcturus mengeluhkan gejala mata merah atau konjungtivis. Menurut spesialis mata dr Timmy Budi Yudhantara, SpM, mata merah pada varian Arcturus mirip dengan mata merah yang disebabkan oleh virus lain.
Hal ini dikarenakan virus mudah menyebar melalui sentuhan tangan yang tidak bersih atau bertemu dengan orang yang mungkin terinfeksi lalu terkena percikan air liur saat berbicara, bersin, atau batuk.
"Gejala nya sangat mirip dengan konjungtivitis virus yang lain, yang agak membedakan ada sedikit kabur, lebih sensitif cahaya, dan dirasakan lebih nyeri," terang dr Timmy pada dihubungi detikcom.
2. Belekan
Selain mata merah, beberapa pasien varian Arcturus di sejumlah negara juga mengalami penumpukan kotoran pada mata atau belekan.
"Sebagian di beberapa negara di matanya itu ada kemerahan. Istilah kedokterannya konjungtivitis. Dan ada kotoran seperti belekan. Tapi tidak semua kasus jadi jangan dijadikan patokan," terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dr Mohammad Syahril.
3. Demam
Sama seperti varian lainnya, pasien varian Arcturus kerap mengalami demam yang diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh yang tengah bekerja melawan virus. Biasanya, demam ditandai dengan suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celcius.
4. Batuk
Batuk merupakan gejala umum dari COVID-19. Umumnya, batuk yang dirasakan oleh pasien merupakan batuk kering atau tidak berdahak.
5. Pilek
Pilek terjadi ketika virus menyerang sistem kekebalan tubuh dan memicu produksi di saluran pernapasan. Namun, pilek yang disebabkan oleh COVID-19 serupa dengan pilek biasa sehingga perlu tes PCR untuk memastikannya
6. Sakit Tenggorokan
Infeksi virus, termasuk COVID-19 dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Kondisi tersebut membuat tenggorokan terasa tidak nyaman, gatal, dan nyeri khususnya ketika menelan makanan.
7. Nyeri Otot (Myalgia)
Nyeri otot atau myalgia juga dikeluhkan oleh pasien COVID-19, termasuk varian Arcturus. Akibatnya, badan terasa lemas tak bertenaga dan pegal linu.
(hnu/naf)











































