Obat ini bertanggung jawab pada kematian 69.943 orang AS di 2021. Bahkan setara dengan satu orang wafat setiap delapan menit, menjadikan angkanya lebih mematikan daripada kanker, COVID-19, hingga kecelakaan mobil.
Fentanil, yang 50 kali lebih kuat dari heroin, membunuh hampir sebanyak gabungan metamfetamin, kokain, heroin, dan oxycodone. Itu terjadi ketika Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri menyatakan fentanil sebagai satu-satunya tantangan terbesar yang dihadapi AS sebagai sebuah negara, bulan lalu.
Laporan kermarin adalah yang terbaru untuk mengevaluasi dampak mematikan opioid pada populasi Amerika. Itu melihat catatan sertifikat kematian di seluruh Amerika dan menunjukkan bahwa kematian terkait fentanil meningkat sekitar 55 persen pada 2019-2020 dan 24 persen pada 2020-2021.
Biang Kerok
Di AS, kesulitan mendapatkan pengobatan untuk gangguan penggunaan zat selama pandemi COVID-19 terjadi seiringan dengan lonjakan penggunaan opioid sintetik seperti fentanil, dan kematian terkait opioid melonjak ke rekor tertinggi pada tahun 2020.
Pasar berbasis heroin telah berubah menjadi pasar berbasis fentanil, menurut Drug Enforcement Administration AS.
Fentanil membanjiri AS dari Meksiko dan China dan relatif mudah diselundupkan melintasi perbatasan. Ini juga terbilang hemat biaya bagi dealer untuk mencampurkannya ke dalam persediaan mereka, yang menghemat uang mereka dan dapat memperpanjang atau meningkatkan pengalaman pengguna yang tinggi.
Dr Allison Lin, seorang psikiater kecanduan di University of Michigan Medical School, mengatakan kepada ABC News sebagian besar orang atau pasien dengan gangguan penggunaan zat, bahkan jika mereka tidak mengetahuinya, berkaitan dengan obat fentanil.
"Jadi, orang-orang yang dulu menggunakan heroin adalah orang-orang yang sekarang juga menggunakan fentanil. Hanya saja pasokan opioid dan obat-obatan lain di komunitas kami terutama pasokan yang didominasi fentanil karena semua karakteristiknya, betapa murahnya, betapa mudahnya dipotong dengan zat lain, faktor lain," sebut dia, dikutip dari Mail Daily.
Simak Video "Video Dokter: Vitalitas Kardiovaskular Trump 14 Tahun Lebih Muda"
(naf/suc)