Seorang perawat bernama Theodoor V di Belanda, mengaku telah membunuh pasien dengan COVID-19. Departemen Kejaksaan Setempat mengungkapkan bahwa V beberapa kali dalam percakapannya dengan staf kesehatan mental, mengaku telah mengakhiri hidup 20 pasien selama pandemi COVID-19.
Saat itu dirinya masih bekerja sebagai perawat paru di Rumah Sakit Wilhelmina di Assen (WZA), Belanda.
Alasan Perawat Ngaku Bunuh 20 pasien COVID-19
Adapun alasan perawat 30 tahun itu membunuh setidaknya 20 pasien COVID-19 lantaran ia merasa kasihan dengan penderitaan para korban yang kritis imbas virus tersebut.
"Tersangka diduga melakukan tindakan medis terhadap pasien yang menurutnya terminal dan menderita, tanpa instruksi dari dokter," kata jaksa dikutip dari Daily Mail.
Kabar Terkini Perawat yang Ngaku Bunuh 20 pasien
Jaksa mengatakan V telah ditangkap tiga minggu lalu di rumahnya. Ia juga diperintahkan oleh Pengadilan Assen, Belanda, untuk tetap berada di penjara setidaknya selama 30 hari penahanan sebelum sidang dimulai.
Hingga saat ini perawat Belanda itu hanya bisa berhubungan dengan pengacaranya.
"Para ahli sedang mencari untuk melihat apakah perbedaan dapat ditemukan dalam catatan medis yang dapat cocok dengan pernyataan tersangka," kata juru bicara tanpa disebutkan namanya.
Pihak rumah sakit juga telah mengeluarkan pernyataan resmi tertanggal 20 April. Pernyataan tersebut membenarkan bahwa ada penangkapan seorang karyawan pada 17 April.
Anggota Dewan WZA, juga menyebut perawat tersebut sudah tidak lagi bekerja di rumah sakit.
"Perawat itu ditangkap karena dicurigai terlibat dalam kematian pasien di [rumah sakit] WZA selama pandemi virus corona," demikian bunyi keterangan tersebut.
Setelah penyelidikan internal, rumah sakit membawa kasus tersebut ke pihak berwenang, yang dapat melakukan penyelidikan kriminal.
WZA mengatakan tidak akan membagikan banyak informasi pada tahap ini untuk menghindari campur tangan dalam penyelidikan.
"Kami memperhatikan kesejahteraan karyawan kami dan setiap pasien atau kerabat yang masih hidup yang terlibat," tutur Mulder.
"Dalam periode mendatang, kami terutama akan fokus, bersama dengan polisi, untuk mengumpulkan fakta," lanjutnya lagi.
Diduga Membunuh 24 Pasien
Keluarga korban juga telah diberitahu tentang penyelidikan dua minggu lalu, kata pengacara Sébas Diekstra kepada kantor berita ANP.
"Mereka memiliki begitu banyak pertanyaan saat ini dan ketidakpastian tentang bagaimana orang yang mereka cintai meninggal sangat menyiksa mereka," imbuh Diekstra.
"Tentu saja, kerabat juga menginginkan penelitian yang tepat dilakukan, tetapi pada saat yang sama mereka berharap kejelasan yang diinginkan akan segera datang," lanjutnya.
Bahkan, kerabat salah satu korban ada yang mengatakan kepada media Belanda bahwa V kemungkinan terkait dengan 24 kematian pasien.
Meskipun begitu, pihak berwenang sampai saat ini akan terus menyelidiki kematian pasien antara Maret 2020 dan Mei 2022, dengan penyelidikan kriminal diharapkan selesai pada Juni.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(suc/naf)