Fakta Baru Hasil Autopsi Sekte Sesat di Kenya, Ada Bekas Benda Tumpul

Fakta Baru Hasil Autopsi Sekte Sesat di Kenya, Ada Bekas Benda Tumpul

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 05 Mei 2023 20:00 WIB
Fakta Baru Hasil Autopsi Sekte Sesat di Kenya, Ada Bekas Benda Tumpul
Fakta terbaru dari hasil autopsi korban sekte sesat di Kenya. (Foto : REUTERS/STRINGER)
Jakarta -

Fakta baru dari kasus sekte sesat di Kenya yang merebak di pertengahan April kembali terkuak. Sebelumnya, dari beberapa korban yang sudah diautopsi menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka meninggal karena kelaparan.

Seperti yang diketahui, para pengikut sekte ini diiming-imingi masuk surga dan dapat bertemu dengan Yesus dengan syarat berpuasa sampai mati. Pihak berwenang Kenya mengatakan korban tewas yang mencapai seratusan orang itu adalah anggota Good News International Church dengan beberapa diyakini terkait dengan New Life Prayer Centre and Church.

Kepala ahli patologi pemerintah Kenya Johansen Oduor mengatakan dari 30 autopsi yang dilakukan pada Selasa 2 Mei 2023, ia menemukan fakta baru. Tak hanya kelaparan, tiga korban yang terdiri dari dua orang dewasa dan satu anak itu tewas karena dicekik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pada satu anak lainnya ditemukan luka trauma akibat benda tumpul. Dari hasil autopsi tersebut juga menunjukkan bahwa tiga orang anak mati lemas.

Dikutip dari BBC, sebanyak enam mayat membusuk begitu parah. Hal ini membuat pihak berwenang tidak bisa menentukan penyebab kematian mereka.

ADVERTISEMENT

"Proses penggalian jenazah akan dilanjutkan setelah semua autopsi untuk 110 jenazah selesai," kata Oduor.

NEXT: Hasil Autopsi Pertama

Sebelumnya, autopsi pertama yang dilakukan pada 10 mayat dari Shakahola yang terdiri dari sembilan anak dan satu wanita. Mereka memastikan kelaparan sebagai penyebab kematian, meskipun beberapa korban disebut mati lemas, kata pihak berwenang.

"Kebanyakan dari mereka memiliki tanda-tanda kelaparan. Mereka tidak memiliki makanan di perutnya dan lapisan lemaknya sangat kecil," jelas Oduor.

Tak hanya itu, dua anak yang diautopsi juga menunjukkan tanda-tanda kekurangan oksigen. Ini terlihat dari kuku yang kebiruan.

"Kuku kebiruan merupakan indikasi bahwa ketika orang-orang ini meninggal, mereka tidak mendapatkan cukup oksigen ke dalam tubuh," kata Oduor.

"Kami merenungkan bahwa mungkin sesuatu terjadi pada mereka untuk menolak oksigen yang mungkin mati lemas," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sao/naf)

Berita Terkait