Tanggapan Dekan FKUI soal Temuan Batu Ginjal Sebesar Jahe

Round Up

Tanggapan Dekan FKUI soal Temuan Batu Ginjal Sebesar Jahe

Charina Elliani - detikHealth
Rabu, 17 Mei 2023 05:30 WIB
Tanggapan Dekan FKUI soal Temuan Batu Ginjal Sebesar Jahe
Viral temuan batu ginjal sebesar jahe. (Foto: Tangkapan layar viral/TikTok)
Jakarta -

Sebuah video yang menunjukkan kasus temuan batu ginjal sebesar jahe ramai diperbicangkan di media sosial. Dalam video yang sudah ditonton lebih dari 3,4 juta kali itu menceritakan kasus seorang pasien wanita berusia 45 tahun yang mengeluhkan sakit pinggang selama lebih dari dua tahun dan ternyata mengidap batu ginjal.

"Saat pengkajian, pasien mengaku bekerja di ruangan ber-AC, aktivitas saat bekerja lebih sering duduk hingga berjam-jam membuat dirinya jarang minum air putih karena malas bolak-balik ke kamar mandi," tulis akun TikTok @fujiassahar, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.

Dokter spesialis penyakit dalam dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor risiko mengapa seseorang bisa mengalami masalah pada ginjalnya, khususnya batu ginjal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kurang Minum

"Jadi ini terkait pertama adalah kurang minum. Kalau kita kurang minum, akan membuat buang air kecil kita menjadi pekat dan ini potensi untuk terjadinya infeksi kronik yang berulang. Kemudian juga kebiasaan menahan kencing, ini jg akan menyebabkan terjadinya infeksi yang berulang," jelas Prof Dr dr Ari saat dihubungi detikcom, Selasa (16/5/2023).

Kurang minum ditambah dengan kebiasaan menahan pipis menurut dr Ari akan mempermudah terbentuknya batu ginjal. Terlebih pada orang yang mengonsumsi air dengan tingkat kalsium tinggi.

ADVERTISEMENT

2. Asam Urat Tinggi

Di luar dari kurangnya mengonsumsi air putih dan kebiasaan menahan buang air kecil, terdapat beberapa faktor lain yang juga bisa memicu terbentuknya batu ginjal, yaitu kadar asam urat yang tinggi.

"Pada pasien-pasien yang dengan kadar asam urat yang tinggi, maka kadar asam urat ini akan menyebabkan sumbatan atau bahkan penumpukan pada sendi-sendi kaki dan juga pada ginjal. Dan kondisi ini akan terus berlanjut menyebabkan mengalami batu ginjal," ungkapnya.

Next: Mencegah Batu Ginjal

Menurut dr Ari, dalam kasus batu ginjal, tak jarang ada pasien yang mengalami batu ginjal bersifat asimtomatik atau tanpa gejala. Umumnya, gejala akan mulai dirasakan ketika batu ginjal mulai terbentuk dalam jumlah yang besar.

"Biasanya kalau sudah ada gejala itu biasanya menunjukkan suatu pembentukan batu yang besar," ujar dr Ari.

"Oleh karena itu, pesan saya di sini tentu pertama adalah pentingnya kita untuk melakukan medical checkup. Mengetahui apakah kadar asam urat kita tinggi atau tidak, apakah urine kita normal atau tidak," sambungnya.

Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika merasakan gejala-gejala yang tidak biasa. Hal ini dilakukan untuk bisa mendeteksi batu ginjal secara dini dan mencegah penumpukan dalam jumlah yang lebih besar.

"Kemudian yang kedua, apabila ada keluhan atau gejala, segera melakukan pemeriksaan memastikan apakah sudah terbentuk batu ginjal. Jadi kalau di awal mungkin batunya masih kecil mungkin lebih mudah diatasi, tapi kalau sudah besar tentu harus tindakan operasi," pungkasnya.

Halaman 3 dari 2
(kna/kna)

Berita Terkait