Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) gerak cepat mengganti pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak wasting dan stunting. Kemenkes menggencarkan asupan protein hewani dengan PMT lokal untuk mencegah stunting.
Mulanya, pemberian makanan tambahan seperti biskuit diberikan kader posyandu kepada balita. Saat itu, biskuit dinilai menjadi pangan yang masih memenuhi standar gizi yang diharuskan.
"PMT lokal merupakan rangkaian dari titik krusial kita ingin mencegah stunting," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi di Kantor Kemenkes, Rabu (17/5/2023).
Pemberian makanan tambahan ini tidak hanya diberikan kepada anak yang stunting, tapi juga pada balita yang wasting atau berat badan kurang. Jika anak tidak mengalami kenaikan berat badan dalam satu bulan terakhir, maka tim posyandu akan memberikan asupan gizi tambahan berbahan lokal kepada balita.
Contoh Standar Bahan Makanan Tambahan Lokal bagi Balita
Beras: 1/2 gelas
Telur: 1 butir telur ayam ukuran kecil
Ayam/ikan/daging: 1/2 porsi
Kacang-kacangan/tempe/tahu: 1/2 potong sedang
Sayur: 1/3 gelas ukuran 250 ml
Pemberian makanan ini akan disesuaikan dengan bahan dan jenis pangan yang tersedia di masing-masing daerah. Di sisi lain, pemberian biskuit sebagai makanan tambahan, menurut Endang akan tetap dilakukan dalam keadaan gawat darurat.
"Biskuit tetap kita gunakan dalam situasi-situasi emergency, yakni pada situasi bencana yakni di saat itu juga dapur umum belum tersedia, balita membutuhkan," pungkasnya.
Simak Video "Video Kemenkes Ungkap Sulitnya Dapatkan Dokter di Daerah 3T"
(kna/naf)