Berdasarkan penilaian Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050, jumlah populasi Indonesia diprediksi bakal menurun. Laporan tersebut menunjukkan, di tahun 2045, total populasi Indonesia disebut akan lebih rendah dibanding Nigeria dan Pakistan.
Adapun penyebab penurunan populasi di RI bukan disebabkan oleh resesi seks, seperti negara China, Jepang, hingga Korea Selatan, melainkan hasil dari program Keluarga Berencana (KB) yang digenjot oleh pemerintah. Konsep 'resesi seks' pada dasarnya dipahami sebagai penurunan frekuensi berhubungan seks. Dalam hal ini, penurunan frekuensi tersebut berkaitan dengan penurunan jumlah anak.
Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Rayanto, menyebut banyak masyarakat yang akhirnya berencana lebih matang sebelum memutuskan menikah atau memiliki momongan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun memiliki penurunan populasi, Indonesia tetap berada di lima negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
"Ini artinya kan kebijakan KB kita berhasil. Berhasil dalam arti orang yang tingkat pendidikannya tinggi, ekonominya mapan, mereka lebih merencanakan dalam punya keluarga," kata Tavip saat ditemui di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (17/5/2023).
Tavip juga mengatakan bahwa angka kesuburan atau total fertility rate (TFR) secara nasional pada tahun 2021 mencapai 2,24. TFR merupakan jumlah anak rata-rata yang dilahirkan oleh perempuan selama masa reproduksi.
"Hal yang menjadi penting adalah kita juga harus bicara terkait afirmasi. Misal di DKI Jakarta itu terjadi penuaan usia perkawinan, jadi usia menikah itu semakin tua. Orang-orang karier itu suka menikah belakangan," tambahnya.
Berikut adalah proyeksi penduduk dunia pada tahun 2045:
- India: 1,6 miliar penduduk
- China: 1,3 miliar penduduk
- Amerika Serikat: 371,72 juta penduduk
- Nigeria: 349,60 juta penduduk
- Pakistan: 345,83 juta penduduk
- Indonesia: 331,01 juta penduduk
- Brazil: 231,12 juta penduduk
- Bangladesh: 200,71 juta penduduk
- Ethiopia: 198,49 juta penduduk
- D.R Congo: 191,25 juta penduduk
NEXT: Alasan RI Tak Menghadapi 'Resesi Seks'
Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG, mengatakan bahwa populasi Indonesia jauh dari peristiwa 'reseksi seks' seperti yang terjadi di negara lainnya. dr Hasto juga menambahkan bahwa mayoritas oang menikah di Indonesia bukan memiliki tujuan untuk rekreasi, tetapi pro kreasi atau memiliki anak.
"Di Indonesia yang lahir 4,8 juta setahun. Yang menikah 2 juta setahun. Dari yang menikah itu, yang hamil di tahun pertama 20 persen. Dari 2 juta yang menikah, 1,6 juta hamil di tahun pertama. 99 persen pasangan kalau ditanya apakah mereka mau punya anak, 99 persen semua mau punya anak," kata dr Hasto dalam beberapa waktu lalu.
"Di beberapa negara maju ada yang security. Saya menikah karena ingin mendapatkan keamanan perlindungan. Ada yang bukan prokreasi, bukan security, ada rekreasi. Jadi ada menikah hanya untuk rekreasi. Tapi Indonesia tidak. Mayoritas mau punya anak. Bahkan kalau ada Idul Fitri, belum hamil dia khawatir," tambahnya.
Simak Video "Video Jawaban Ikatan Apoteker Indonesia soal Keluhan Stok Obat Kosong"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)











































