Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mewanti-wanti soal kemungkinan pandemi berikutnya setelah COVID-19. Seluruh negara diminta untuk bersiap dan tidak lagi terlambat dalam menyediakan kemungkinan akses perawatan hingga vaksin, belajar dari wabah COVID-19 yang menewaskan jutaan jiwa di dunia.
Menurut Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance, organisasi nirlaba lingkungan global yang berbasis di New York, dibutuhkan surveilans yang masif untuk melacak dan mengantisipasi wabah, termasuk penyakit disease X, infeksi virus yang bisa lebih mematikan dari COVID-19. Meskipun demikian, penyakit tersebut belum teridentifikasi hingga saat ini.
"Alam memproduksi virus baru setiap saat. Apa yang ingin kami katakan (dengan disease X) adalah, mari berpikir kreatif tentang merancang vaksin dan terapi serta obat-obatan yang tidak hanya memengaruhi agen yang diketahui tetapi juga dapat efektif melawan patogen pandemi yang muncul di masa mendatang," terang Peter, dikutip dari Daily Mail.
Disease X kemungkinan besar bersifat zoonosis, disebabkan oleh patogen yang lompat dari hewan ke manusia. Ini mengacu pada sejumlah penyakit pandemi sebelumnya hampir 75 persen merupakan zoonosis yakni Ebola, HIV-AIDS, rabies, dan COVID-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data menunjukkan bahwa semua penyakit menular yang menjadi perhatian global baru-baru ini, termasuk COVID-19, disebabkan oleh virus hewan yang menular ke manusia. Oleh karena itu, virus zoonosis terus menjadi patogen yang dikhawatirkan sebagai penyakit masa depan dengan potensi pandemi.
Barney Graham, penasihat senior untuk ekuitas kesehatan global di Morehouse School of Medicine di Atlanta, menyebut sedikitnya ada 1,67 juta virus tidak dikenal saat ini di dunia.
Salah satu contohnya adalah Rift Valley Fever, virus yang terdaftar oleh WHO sebagai salah satu dari delapan penyakit yang menimbulkan risiko keadaan darurat kesehatan. Dalam kasus parah, Rift Valley Fever bisa menyebabkan kebutaan, perdarahan yang berlebihan, dan pembengkakan otak.
Adapun penyakit ini biasanya menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk. Tidak ada penyebaran dari manusia ke manusia sejauh ini, tetapi RVF bisa menjadi Disease X berikutnya jika virus penyebabnya mengubah mode penularan menjadi penyebaran pernapasan, mirip dengan virus flu.
NEXT: Dari Mana Disease X Muncul?
Mengacu pada tren wabah yang muncul seringnya selalu berasal dari satwa liar, para ilmuwan menduga hot spot global disease X mendatang tidak jauh berbeda dari sebelumnya.
"Dan Anda dapat memprediksi dengan cukup jelas bahwa tempat di mana penyakit baru yang muncul paling mungkin bermula adalah negara yang memiliki banyak keanekaragaman satwa liar, artinya negara tropis dan subtropis," kata Daszak.
Sebelumnya, Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan ancaman pandemi selanjutnya yang mungkin terjadi. Bahkan ancaman yang datang bisa lebih berbahaya daripada pandemi COVID-19.
Dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia di Swiss, Tedros mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari usai. Namun, pandemi COVID-19 bukan lagi jadi darurat kesehatan.
"Ancaman munculnya varian lain yang menyebabkan gelombang baru penyakit dan kematian tetap ada dan ancaman patogen lain yang muncul dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada," ucap Tedros dikutip dari New York Post, Rabu (24/5/2023).
"Ketika pandemi selanjutnya datang, dan pasti akan datang, kita harus bersiap untuk menjawabnya secara tegas, kolektif, dan adil," sambungnya.











































