Beberapa hari terakhir, kualitas udara di sejumlah wilayah DKI Jakarta dan Tangerang Selatan mengkhawatirkan. Mengacu pada lama IQ Air, indeks kualitas di kedua wilayah tersebut menunjukkan indikasi tidak sehat.
Berdasarkan pantauan detikcom pagi pada Sabtu (27/5/2023), tingkat polusi udara di Jakarta pada pukul 08.00 WIB tergolong tidak sehat, tepatnya di angka 161. Bahkan, indeks kualitas di Tangerang Selatan masuk ke dalam kategori sangat tidak sehat dan berada di angka 218.
Penyebab utama kondisi ini yakni tingkat emisi kendaraan tinggi, banyak mobilitas, dan arus kendaraan yang konstan. Selain itu, adanya kemandekan udara di musim kemarau turut mempengaruhi kondisi tersebut.
Efeknya Terhadap Kesehatan
Dokter spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP, FISR, dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menjelaskan polusi udara dapat memicu gangguan kesehatan baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Untuk jangka pendek misalnya, kualitas udara yang buruk dapat memicu infeksi pernapasan akut.
"Kalau efek jangka pendek meningkatkan risiko infeksi pernafasan akut seperti ISPA dan pneumonia. Terutama pada populasi rentan seperti anak bayi dan orang tua serta orang yang memiliki penyakit komorbid," terangnya pada detikcom, Sabtu (27/5).
Sedangkan untuk jangka panjang, risiko penyakit yang mengintai imbas polusi udara dapat merembet ke penyakit lain. Di antaranya, yakni risiko penyakit jantung.
"Jangka panjang meningkatkan risiko terjadinya penyakit paru obstruktif kronik dan peningkatan risiko kanker serta penyakit kardiovaskular seperti jantung, stroke, dan lain-lain," pungkas dr Erlang.
NEXT: Warga wajib pakai masker di luar ruangan?
Simak Video "Video: Polusi Udara Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes "
(vyp/vyp)