Pemicu Kematian Tina Turner Makin Terungkap, Sudah Sakit Parah Bertahun-tahun

Pemicu Kematian Tina Turner Makin Terungkap, Sudah Sakit Parah Bertahun-tahun

Vidya Pinandhita - detikHealth
Senin, 29 Mei 2023 14:05 WIB
Pemicu Kematian Tina Turner Makin Terungkap, Sudah Sakit Parah Bertahun-tahun
Tina Turner. Foto: REUTERS/Rose Prouser
Jakarta -

Penyanyi legendaris, Tina Turner, meninggal dunia pada Rabu (24/5/2023) di usia 83 tahun. Menyusul banyaknya pertanyaan terkait penyebab kematian Tina Turner, kini muncul laporan bahwa sosok legenda tersebut meninggal karena penyakit yang diidapnya sudah sangat lama.

Memang dalam beberapa tahun terakhir, Tina Turner sempat dikabarkan mengidap sejumlah penyakit. Di antaranya yakni kanker usus pada 2016, kemudian menjalani transplantasi ginjal pada 2017, dan stroke pada 2013. Tina Turner dikenal hidup dengan tekanan darah tinggi hampir seumur hidupnya.

Pihak humas Tina Turner sempat melaporkan, penyebab kematian Turner adalah 'sakit lama'. Namun hingga kini, belum ada informasi yang spesifik terkait pemicu kematian Turner.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turner juga sempat terbuka perihal beberapa masalah kesehatan yang dihadapinya beberapa tahun terakhir. Di antaranya yakni kanker usus, stroke, tekanan darah tinggi, gagal ginjal, hingga gangguan stres pasca trauma lantaran sempat menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh suaminya, Ike Turner.

Dalam memoarnya tertulis, Tina Turner menderita stroke pada Oktober, terhitung tiga bulan setelah pernikahan keduanya dengan Erwin Bach.

ADVERTISEMENT

"Saya tiba-tiba terbangun dan panik," tulis Tina Turner saat itu, dikutip dari Today, Senin (29/5/2023).

"Petir menghantam kepala dan kaki kanan saya, setidaknya begitulah rasanya. Saya merasakan sensasi lucu di mulut saya yang membuat saya sulit untuk meminta bantuan Erwin. Saya curiga itu tidak baik, tapi itu lebih buruk dari yang pernah saya bayangkan. Saya mengalami stroke," imbuhnya.

Dalam memoarnya tersebut juga tertulis, Tina Turner didiagnosis menderita darah tinggi sudah sejak 1978. Semenjak itu, ia meminum obat pil sekali sehari. Namun alih-alih berkeinginan untuk sembuh, Turner memilih untuk menerima penyakitnya dan berpikir bahwa tekanan darah yang selalu dalam kisaran tinggi adalah normal baginya.

"Saya percaya bahwa tubuh saya mulai bereaksi untuk bekerja dengan tekanan darah tinggi dan obat-obatan, dan itulah alasan saya tidak dapat mencapai catatan saya," beber Tina Turner sat itu.

Namun kemudian, tekanan darah yang tidak terkelola menyebabkan masalah ginjal dan kerusakan jantung. Saat itu, dokter menyebut fungsi ginjal Tina Turner hanya tersisa 35 persen, hingga kemudian menurun menjadi 5 persen. Setelah sempat menjalani cuci darah, Tina Turner akhirnya menerima transplantasi ginjal dari Erwin Bach.

Pada Januari 2016, Turner didiagnosis menderita kanker usus. Awalnya, ia menderita diare kronis selama berbulan-bulan, hingga kemudian dia menderita karsinoma dan beberapa polip ganas. Namun, tidak jelas apakah kanker tersebut bisa dihilangkan.

Sebulan kemudian, Turner menjalani operasi untuk mengangkat bagian ususnya yang terkena kanker. Dokter mengira, langkah tersebut bisa menyembuhkan Turner. Namun artinya, Turner harus menunda transplantasi ginjalnya selama satu tahun.

Pada akhir 2016, gagal ginjalnya semakin parah. Turner pun harus menjalani kolonoskopi untuk menentukan apakah dia masih memiliki tanda-tanda kanker usus.

"Ajaibnya, (saya) menerima diagnosis semuanya jelas,'" ungkap Turner. .

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video 548 Pasukan Putih Dikerahkan Pramono untuk Bantu Penanganan Stroke "
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Berita Terkait