Dampak polusi DKI dan sekitarnya yang lagi buruk-buruknya dirasakan juga oleh dokter paru. Pasien yang datang dengan keluhan pernapasan meningkat belakangan ini.
"Ya memang lagi buruk-buruknya sekarang. Kalau di praktek pribadi yang batuk, pilek, jadi lebih banyak, yang asma kambuh juga lebih banyak," kata spesialis paru dr Feni Fitriani Taufik, SpP saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan RI, Senin (29/5/2023).
"Padahal waktu pandemi kayaknya yang batuk pilek, kecuali pasien COVID, jarang ya. Mungkin karena kita jarang keluar rumah tapi memang waktu itu udaranya lebih baik," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, juru bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril mengaitkan dampak polusi dengan risiko penyakit kronis PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Polusi, disebutnya sebagai salah satu faktor risiko.
"Jadi intinya, PPOK ini disebabkan oleh karena polusi udara atau kualitas udara yang dihirup itu mengandung zat-zat yang bisa menyebabkan iritasi maupun yang mampu menyebabkan kerusakan di dalam saluran napas," ucapnya saat ditemui dalam kesempatan berbeda.
Ia mengingatkan, dampak tersebut tidak selalu muncul dalam waktu singkat. Butuh paparan jangka panjang sehingga memberikan dampak kerusakan paru yang serius. Jangan lupa memakai masker, yang bisa dibeli di sini.
NEXT: Kualitas udara Jakarta dan Tangsel belakangan ini lagi buruk-buruknya.
Beberapa hari belakangan, polusi di langit Jakarta dan sekitarnya termasuk Tangerang Selatan terpantau tidak baik-baik saja. Kasat mata, udara tampak berkabut meski sebenarnya adalah debu polusi.
Pada waktu-waktu tertentu, kualitas udara bahkan mencapai level 'sangat tidak sehat'. Seperti pagi ini, data IQair pukul 04.00 WIB menunjukkan indeks kualitas udara Tangerang ada di level 202 alias 'sangat tidak sehat'.
Kondisi yang tidak jauh berbeda juga teramati di Jakarta dan sekitarnya, seperti Bekasi. Kualitas udara sepanjang hari umumnya didominasi warna merah atau kategori tidak sehat.
Teknik simpel membersihkan paru dari dampak polusi. Foto: infografis detikHealth |












































