Belakangan, media sosial diramaikan unggahan viral di Instagram, memuat pengalaman wisatawan Coban Glotak, Malang. Ia bersama teman-temannya melihat seorang pria mengenakan full set kostum Bondage, Dominance, Sadism, dan Masochism (BDSM) layaknya di film-film dewasa.
Saat itu, rombongan wisatawan berkunjung untuk menikmati pemandangan alam air terjun, tepatnya pada Senin (6/6/2023). Namun di tengah perjalanannya, mereka mendapatkan info bahwa ada orang yang bersikap aneh, dengan tubuh telanjang bulat sembari tangannya diikat rantai.
"Setelah jalan 200 m dari tempat bertemu Bocil akhirnya Kami ketemu sama prianya, Memang benar prianya telanjang tapi ternyata deskripsi yang dari tadi dijelaskan itu agak meleset dikit. Ternyata Prianya itu memakai FullSet pakaian BDSM yang biasa dipakai di film-film dewasa," ujar pencerita dikutip dari detikJatim, Rabu (7/6/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Psychology Today, sekitar 12 tahun lalu, sebagian besar seksolog memahami BDSM (bondage, discipline, dominance, and submission) sebagai aktivitas seksual yang hanya diminati sebagian kecil orang dewasa. Sebuah studi dari Universitas Miami pada 1971 mencatat, 8 persen pria dan 5 persen wanita mengaku terlihat dalam aktivitas seksual BDSM.
Mengacu pada survei pada 2013, sepertiga terapis menganggapnya BDSM bisa berdampak buruk bagi hubungan. Tetapi laporan pada 2018 menunjukkan bahwa pasangan BDSM dan non-BDSM (atau yang disebut 'vanila') menyatakan tingkat kepuasan hubungan yang sama. Laporan menyebut, pasangan yang terbiasa melakukan aktivitas seksual BDSM cenderung memiliki kepercayaan dan kedekatan yang mendalam satu sama lain. Dengan keintiman yang terjalin, seseorang bisa menunjukkan jati dirinya secara lebih terbuka kepada pasangannya.
Pria Berkostum BDSM di Malang Diduga Ekshibisionis
Dikutip dari detikJatim, dosen FK Unusa yang merupakan psikiater di RSI Jemursari dr Hafid Algristian SpKJ menjelaskan bahwa ada beberapa perilaku seks menyimpang yang bisa dikaitkan dengan kasus pria berkostum BDSM di Malang. Salah satunya, yakni kecenderungan ekshibisionisme. Namun sorotannya, berbeda pada kasus ekshibisionis pada umumnya, pria BDSM di Malang tersebut tak terlihat memiliki sasaran aktivitas seksual.
Menurutnya, perilaku menyimpang ekshibisionis bisa jadi berupa aksi memamerkan alat vital biasanya tetap dilakukan di depan umum. Syarat itu yang menurut Hafid tidak terpenuhi dalam kasus pria BDSM di Malang.
NEXT: Ciri-ciri Ekshibisionis menurut psikolog
Dalam kesempatan sebelumnya, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, founder dari pusat konsultasi Anastasia and Associate, menjelaskan ekshibisionis adalah salah satu jenis gangguan jiwa berkaitan dengan seksual. Pelaku ekshibisionisme menunjukkan alat kelamin ke orang lain tanpa ada kontak fisik, terkadang sembari menampilkan perilaku masturbasi.
"Harapannya adalah supaya dia mendapatkan kepuasan atas reaksi dari orang lain. Entah orang itu histeris, menangis, takut, kaget, atau pingsan mungkin. Dia punya kepuasan karena sedikit-banyak dia merasa berhasil menguasai orang lain," terangnya pada detikcom beberapa waktu lalu.
Sari menjelaskan, pelaku ekshibisionis merasa puas jika bisa mengontrol perasaan orang lain. Misalnya, dengan menimbulkan reaksi histeris atau ketakutan pada korban. Maka itu Sari menyebut, orang-orang yang bertemu ekshibisionis sebaiknya berusaha tetap tenang, sembari meninggalkan tempat dan menuju tempat ramai.











































