Bobotnya yang tak wajar ini pun menimbulkan tanya. Dokter spesialis endokrin yang menangani kasus ini, dr Dicky L Tahapary, SpPD-KEMD, menyebut bahwa hingga kini penyebab pasti Fajri berbobot hingga 300 kg masih didalami.
"Jadi kalau obesitas itukan memang penumpukan dari lemak tubuh, kalau keseimbangan antara asupan dengan pengeluarannya berlebih maka akan disimpan. Nah ini yang kita lagi dalami karena kasusnya unik, kita lagi evaluasi penyebab apa terkait dengan metabolisme pasien tersebut," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (14/6/2023).
dr Dicky mengungkap bahwa pasien mengalami gangguan hormon tiroid sehingga memiliki kemampuan metabolisme yang rendah
"Terkait obesitas salah satunya gangguan hormon tiroidnya. Jadi pasien hormon tiroidnya sedikit lebih rendah untuk metabolismenya karena obesitas bisa mengganggu metabolisme yang lain," jelas dr Dicky.
Di samping gangguan hormon tiroid, diketahui Fajri tidak memiliki memiliki masalah komorbid. Meski begitu, dr Sidharta Kusuma Manggala, SpAn-KIC, menyebut kecelakaan yang pernah menimpa Fajri menyebabkan dirinya tidak aktif selama beberapa bulan.
"Jadi kalau untuk masalah komorbid kita masih belum menemukannya, mungkin riwayat kecelakaannya yang bener-bener buat dia tidak beraktivitas, hanya di satu ruangan, bahkan di ruangan itu dia melakukan segala kegiatan, mulai dari buang air kecil, buang air besar, dan makan hanya di satu ruangan itu," imbuh dr Sidharta.
Simak Video "Video: WHO Keluarkan Pedoman Baru Syarat Terapi GLP-1 untuk Obesitas"
(up/up)