Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dr Nadia Siti Tarmizi mengungkapkan pihaknya siap untuk memberikan dukungan pengobatan Muhammad Fajri, pria asal Tangerang yang mengidap obesitas hingga 300 kg. Ia menegaskan Kemenkes akan berupaya membantu agar pasien dapat kembali sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala.
"Kemenkes pasti akan memberikan dukungan pengobatan sepenuhnya sampai beliau ini bisa beraktivitas normal kembali," ujarnya saat ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).
dr Nadia menjelaskan dukungan yang diberikan dalam bentuk memfasilitasi agar pasien tetap bisa mendapat penanganan yang memadai meski sudah keluar dari RSCM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kondisi kritis sudah tertangani kan pasiennya bisa berobat jalan, nanti kita akan koordinasikan dengan RSUD setempat. Jika terlalu jauh, nanti kita coba apa puskesmas terdekat dengan pasien bisa memberikan penanganan," terangnya.
"Nanti kita akan bicarakan dengan Kemensos dan Dinas Sosial Tangerang untuk bagaimana mensupport pasien ini," lanjutnya.
Di sisi lain, Direktur RSCM dr Lies Dina Liastuti menerangkan bantuan yang diberikan Kemenkes tidak sebatas pengobatan saja. Merujuk pada kasus bayi Kenzie, Kemenkes juga memberikan bantuan kepada keluarga korban selama menunggui di rumah sakit.
"Mereka butuh biaya hidup, antara lain adalah bagaimana ibunya nunggu di sini, makan dari mana. Kemudian saat sudah dipulangkan, untuk kontrol ke sini bagaimana cara transportasinya," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (14/6).
Pada penanganan bayi Kenzie, Kemenkes juga membantu pihak RSCM untuk dapat berkoordinasi dengan rumah sakit daerah. Dengan demikian, pasien bisa mendapatkan penanganan rehabilitasi yang sama dengan yang diterima saat berobat di RSCM.
"Jadi ibunya nggak usah mondar-mandir. Jadi dokter rehabilitasi medik kami mengajari di sana bagaimana penanganannya," ucapnya.
Terkait kondisi Fajri, dr Lies menyatakan pihaknya saat ini fokus untuk menstabilkan kesehatan pasien sebelum berkoordinasi dengan rumah sakit setempat perihal penanganan yang perlu dilakukan.
"Jadi kita stabilkan, kemudian kita akan pikirkan dulu penanganan apa yang bisa sebelum kita pulangkan atau rujuk balik. Kita sedang mengevaluasi seandainya mau dirujuk balik apakah ke RSUD Tangerang atau ke mana, sehingga kita bisa koordinasi dengan mereka apa yang diperlukan untuk mereka pahami lebih dalam penanganannya," pungkasnya.











































