CDC Ungkap Kasus Bunuh Diri Remaja di AS Meningkat, Makin Banyak Anak Depresi

CDC Ungkap Kasus Bunuh Diri Remaja di AS Meningkat, Makin Banyak Anak Depresi

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Jumat, 16 Jun 2023 11:59 WIB
CDC Ungkap Kasus Bunuh Diri Remaja di AS Meningkat, Makin Banyak Anak Depresi
Kasus pembunuhan dan bunuh diri meningkat tajam di AS. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Artem_Furman)
Jakarta -

Tingkat pembunuhan remaja AS naik ke titik tertinggi dalam hampir 25 tahun selama pandemi COVID-19. Tingkat bunuh diri untuk orang dewasa di awal usia 20-an juga jadi yang terburuk dalam lebih dari 50 tahun.

Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memeriksa tingkat pembunuhan dan bunuh diri di antara anak usia 10 hingga 24 tahun dari tahun 2001 hingga 2021.

"Peningkatan ini mengkhawatirkan dan mencerminkan krisis kesehatan mental di kalangan anak muda dan perlunya sejumlah perubahan kebijakan," kata Dr Steven Woolf, seorang peneliti Virginia Commonwealth University yang mempelajari tren kematian di AS dan tidak terlibat dalam laporan CDC, dikutip dari AP News.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ahli mengutip beberapa kemungkinan alasan kenaikan tersebut, termasuk tingkat depresi yang lebih tinggi, terbatasnya ketersediaan layanan kesehatan mental, dan jumlah senjata di rumah AS.

Senjata digunakan dalam 54 persen kasus bunuh diri dan 93 persen pembunuhan di antara kelompok usia pada tahun 2021, tahun terakhir statistik tersedia.

ADVERTISEMENT

"Bayangkan seorang remaja duduk di kamar tidurnya merasa putus asa dan membuat keputusan, secara impulsif, untuk mengambil nyawanya sendiri," kata Woolf.

"Jika mereka memiliki akses ke senjata, permainan berakhir," ucapnya lagi.

Bunuh diri dan pembunuhan adalah penyebab utama kematian kedua dan ketiga untuk usia 10 hingga 24 tahun, setelah kategori kematian karena kecelakaan yang mencakup kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, tenggelam, dan overdosis. Sementara Peneliti lain telah mengelompokkan data berdasarkan metode kematian, dan menyimpulkan bahwa senjata kini menjadi pembunuh terbesar anak-anak AS.

Awal tahun ini, Woolf dan peneliti lain yang melihat data CDC mencatat peningkatan dramatis dalam angka kematian anak dan remaja secara keseluruhan pada awal pandemi, dan menemukan bahwa bunuh diri dan pembunuhan adalah faktor penting.

Laporan itu juga menemukan:

  • Tingkat kematian akibat bunuh diri dan pembunuhan tetap jauh lebih tinggi pada remaja dan dewasa muda daripada pada anak usia 10 hingga 14 tahun.
  • Pada tahun 2021, ada sekitar 2.900 kasus bunuh diri pada remaja berusia 10 hingga 19 tahun, dan 4.200 pada remaja berusia 20 hingga 24 tahun. Sekitar 3.000 kematian akibat pembunuhan dilaporkan pada kelompok yang lebih muda, dan hampir 3.900 pada orang dewasa di awal usia 20-an.
  • Tingkat kematian akibat pembunuhan melonjak dari 8,9 kematian per 100.000 remaja berusia 15 hingga 19 tahun pada 2019 menjadi 12,3 pada 2020. Naik menjadi 12,8 kematian per 100.000 pada 2021, tertinggi sejak 1997, menurut data CDC.

Kematian akibat pembunuhan menjadi lebih umum daripada kematian akibat bunuh diri di kalangan anak usia 15 hingga 19 tahun, sementara bunuh diri lebih sering terjadi pada kelompok usia yang lebih muda dan lebih tua.

Di antara usia 20 hingga 24 tahun, tingkat kematian akibat pembunuhan melonjak 34 persen dari 2019 hingga 2020 dari 13,4 per 100.000 populasi menjadi 18 per 100.000. Itu tetap stabil pada tahun 2021, tetapi tingkat bunuh diri naik cukup tinggi pada tahun 2021 menjadi 19,4 per 100.000, melampaui tingkat pembunuhan.

Angka kematian bunuh diri pada anak-anak dan remaja memang meningkat sebelum COVID-19, tetapi melonjak tinggi secara drastis pada awal pandemi. Madhukar Trivedi, seorang psikiater di University of Texas Southwestern Medical Center, mengatakan alasannya mungkin sulit untuk ditentukan, tetapi isolasi selama penguncian COVID-19 bisa menjadi faktornya.

"Ada persepsi yang salah bahwa jika berbicara dengan anak muda tentang depresi, mereka akan depresi. Kebijakan jangan tanya, jangan katakan untuk depresi tidak efektif," kata Trivedi.

"Semakin dini kita dapat mengidentifikasi orang-orang yang membutuhkan bantuan, semakin baik kesempatan kita untuk menyelamatkan nyawa," imbuhnya lagi.

CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, bisa hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Gen Alpha Disebut Lebih Rentan Depresi, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Berita Terkait