Batu ginjal dengan berat 801 gram berhasil dikeluarkan dari tubuh seorang veteran asal Sri Lanka bernama Canistus Coonge. Diklaim sebagai yang terbesar di dunia, batu ginjal dari pria berusia 62 tahun ini memiliki panjang 13,37 cm. Ini lima kali lebih berat dari rata-rata ginjal pria.
"Pengangkatan batu ginjal terbesar dan terberat di dunia melalui prosedur operasi dilakukan pada 1 Juni lalu di Rumah Sakit Angkatan Darat Kolombo," tulis militer Sri Lanka dalam sebuah pernyataan.
Besarnya ukuran batu ginjal Coonge bahkan melebihi rekor batu ginjal terbesar yang sebelumnya, tercatat seberat 620 gram dari seorang pasien di Pakistan pada 2008.
Gejala Awal
Mulanya, Coonge mengaku sakit perut sejak 2020. Berbagai obat yang dikonsumsinya pun tak mampu meredakan sakit yang dirasakan.
"Saya kemudian melakukan pemeriksaan dan dianjurkan untuk menjalani prosedur operasi," ujar Coonge.
Rasa nyeri memang menjadi gejala yang paling umum terjadi pada pasien batu ginjal. Pasalnya, batu ginjal dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran kemih, mulai dari ginjal hingga kandung kemih. Seringkali, batu terbentuk ketika urine menjadi pekat, memungkinkan mineral mengkristal dan saling menempel.
Pada 1 Juni 2023, di Rumah Sakit Angkatan Darat Kolombo, Coonge pun melakukan prosedur pengangkatan batu ginjal.
Dokter Urologi Beri Tanggapan
Menanggapi kasus tersebut, spesialis urologi dr Dwi Waskito, SpU, mengatakan ukuran batu ginjal yang besar biasanya dialami oleh pasien yang mengalami infeksi di saluran kemih.
"Kalau yang besar-besar biasanya punya kelainan saluran, jadi dia mengalami sumbatan di saluran urine yang menyebabkan urinenya tidak keluar dengan lancar yang akhirnya menyebabkan pengendapan," kata dr Dwi saat ditemui di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, Jumat (16/6).
dr Dwi menambahkan batu ginjal terbentuk saat urine mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat. Zat-zat ini sulit dihancurkan oleh cairan dalam urine sehingga memicu pembentukan batu ginjal.
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu ginjal mulai dari riwayat genetik, usia, sampai kekurangan cairan. Dehidrasi meningkatkan risiko pembentukan batu di dalam ginjal.
"Bisa juga dari diet pasien yang tinggi purin yang menyebabkan kadar kalsium di urine tinggi. Dehidrasi, asupan air yang kurang, itu juga bisa memicu konsentrasi pembentukan batu di ginjal," bebernya.
Penanganan batu ginjal salah satunya adalah dengan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy atau ESWL. Prosedur ini merupakan penanganan batu ginjal yang dilakukan dengan mengarahkan alat pemancar gelombang suara frekuensi tinggi ke titik posisi endapan ginjal.
"Pasien batu ginjal ditangani tanpa operasi. Jadi pada kasus-kasus yang batu ginjalnya di bawah 2 cm, bisa dilakukan prosedur ini," pungkas dr Dwi.
NEXT: Gejala Batu Ginjal
(suc/suc)