Potret Warga Paris Hidup Berdampingan dengan Tikus, Populasinya Disebut Capai 6 Juta

Potret Warga Paris Hidup Berdampingan dengan Tikus, Populasinya Disebut Capai 6 Juta

Celine Kurnia - detikHealth
Sabtu, 17 Jun 2023 20:05 WIB
Potret Warga Paris Hidup Berdampingan dengan Tikus, Populasinya Disebut Capai 6 Juta
Foto: AFP Photo/PHILIPPE LOPEZ
Jakarta -

Belakangan, kota Paris menjadi sorotan setelah terjadi ledakan populasi tikus. Jumlah hewan pengerat tersebut mencapai 6 juta ekor yang tersebar di jalan-jalan kota Paris.

Dikutip dari Forbes, setelah beberapa dekade memerangi tikus, Wali Kota Paris berencana membentuk sebuah komite untuk menyelidiki cara hidup berdampingan dengan mereka.

"Dengan panduan dari walikota, kami telah memutuskan untuk membentuk sebuah komite untuk masalah kohabitasi," kata Anne Souyris, wakil walikota Paris untuk kesehatan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti banyak kota besar lainnya di dunia, tikus di Paris adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan masyarakat menjadi terbiasa dengan kehadiran mereka.

Faktanya, Paris adalah kota keempat yang paling banyak dihinggapi tikus di dunia, setelah Deshnoke di India, London, dan New York. Tikus di Paris bahkan melebih populasi penduduknya yang hanya sekitar 2,1 juta.

ADVERTISEMENT

Wali Kota Paris Anna Hidalgo menjelaskan selain kampanye pencegahan dan verbalisasi penduduk, Paris mempertahankan kampanye pemberantasan yang dimulai pada 2017. Kampanye yang dimaksud adalah ketika Paris memasang ribuan tong sampah baru dan perangkap mematikan. Hal ini karena sampah di jalan adalah penyebab utama perkembangbiakan tikus.

This photograph taken on January 10, 2023 shows rats wandering around the collected trash at the Syctom waste management company in Paris. The huge bales are stacked by material: paper, brown cardboard, light, dark plastic, plastic films. At the Batignolles household waste sorting center in the west of Paris, we are ahead of the rest of the country. (Photo by Thomas SAMSON / AFP)This photograph taken on January 10, 2023 shows rats wandering around the collected trash at the Syctom waste management company in Paris. The huge bales are stacked by material: paper, brown cardboard, light, dark plastic, plastic films. At the Batignolles household waste sorting center in the west of Paris, we are ahead of the rest of the country. (Photo by Thomas SAMSON / AFP) Foto: AFP/THOMAS SAMSON

Namun, Hidalgo dikritik keras karena tidak berbuat lebih banyak untuk menghilangkan jumlah hewan pengerat, terutama awal tahun 2023.

Melalui Project Armageddon, saat ini pemerintah kota Paris berusaha mengelola tikus dan mengembangkan pengetahuan yang lebih baik tentang keanekaragaman hayati perkotaan.

Sementara itu, organisasi perlindungan hewan memuji inisiatif kota tersebut.

"Tikus hadir di Paris seperti di semua kota besar Prancis, jadi pertanyaan tentang hidup bersama harus muncul," kata kelompok pecinta hewan Paris Animaux Zoopolis (PAX).

Kota Paris, Tikus, dan Sejarahnya

Menurut Le Point, Paris dan tikus-tikusnya memiliki "sejarah panjang". Selama berabad-abad, mereka hadir dalam kehidupan masyarakat. Pada abad ke-19, hewan ini berkerumun di selokan, tiang penyangga, dan berakhir di sarung tangan atau di panci masak.

Tikus adalah saluran utama penyebaran penyakit pes di abad ke-14 yang membunuh hampir separuh populasi. Seiring waktu, mereka dilatih untuk tampil dalam pertunjukan, balapan, dan perkelahian.

Pada Pengepungan Paris tahun 1870 selama perang Prancis-Prusia, tikus bahkan menjadi makanan pokok bagi penduduk yang kelaparan.

"Dipersiapkan dengan baik, dimasak untuk menghindari keracunan, mereka mengisi perut yang paling lapar. Konon dagingnya mirip dengan daging burung. Selama musim dingin tahun 1870 ini, tikus itu tidak pernah lebih dekat dengan orang Paris," tulis majalah Le Point.

NEXT: Disebut berpotensi membawa penyakit

Berpotensi Memicu Penyakit

Politisi Prancis, Geoffroy Boulard, telah meminta pemerintah kota untuk menyusun rencana yang lebih ambisius melawan perkembangbiakan tikus di ruang publik. Menurutnya, Kehadiran tikus di permukaan berbahaya bagi kualitas hidup masyarakat.

Sementara Wakil Wali Kota Paris tersebut menyebut bahwa tikus yang dibahas bukanlah tikus hitam yang membawa wabah, melainkan jenis tikus lain yang membawa penyakit seperti leptospirosis atau penyakit bakteri.

Souyris juga menyoroti beberapa tindakan yang diambil oleh kota sebagai bagian dari rencana anti tikus tahun 2017, termasuk berinvestasi dalam ribuan tong sampah baru untuk "membuat tikus kembali ke bawah tanah".

Souyris kemudian mengatakan di Twitter bahwa tikus Paris tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang "signifikan". Dia juga meminta Dewan Tinggi Prancis untuk Kesehatan Masyarakat mempertimbangkan perdebatan tersebut.

"Kami membutuhkan saran ilmiah, bukan siaran pers politik," katanya.

Halaman 2 dari 2
(suc/suc)

Berita Terkait