Empat bocah korban kecelakaan pesawat jatuh terjebak di hutan Amazon. Mereka berhasil bertahan hidup selama 40 hari, sebelum akhirnya ditemukan anjing pelacak militer. Selama terjebak, keempat bocah tersebut berupaya bertahan di wilayah yang penuh hewan buas.
Empat anak tersebut bernama Lesly Jacobombaire Mucutuy (13), Soleiny Jacobombaire Mucutuy (9), Tien Ranoque Mucutuy (4), dan bayi Cristin Ranoque Mucutuy (1). Mereka ditemukan hanya 3 kilometer dari lokasi kecelakaan.
Setelah ditemukan oleh tim evakuasi, keempatnya dibawa ke rumah sakit di San Jose del Guaviare sebelum dipindahkan ke rumah sakit militer di Ibu Kota Kolombia Bogota. Mereka dirawat selama beberapa hari untuk mendapatkan perawatan intensif agar cepat pulih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwenang melaporkan bahwa keempatnya kini dalam kondisi baik dan stabil meski masih dalam keadaan lemah.
"Yang termuda dalam perawatan intensif bukan karena kondisi serius tetapi untuk pemantauan lebih dekat karena usianya," kata Direktur Institut Kesejahteraan Keluarga Kolombia (ICBF), Astrid Caceres kepada Radio BLU, dikutip dari NBC News.
Di samping itu, pihak berwenang juga melaporkan bahwa keluarga dari empat anak tersebut dilaporkan berjuang untuk mendapatkan hak asuh.
Caceres mengatakan kepada sebuah stasiun radio yang berbasis di Bogota bahwa seorang pekerja sosial telah ditugaskan untuk menangani anak-anak tersebut atas permintaan kakek nenek dari pihak ibu, yang bersaing untuk mendapatkan hak asuh dengan ayah dari dua anak tersebut.
"Badan tersebut tidak mengesampingkan bahwa anak-anak dan ibu mereka mungkin mengalami kekerasan dalam rumah tangga," menurut Caceres.
"Kami akan berbicara, menyelidiki, belajar sedikit tentang situasinya," lanjutnya.
Sebelumnya, paman dari empat anak itu mengatakan bahwa mereka bertahan hidup dengan cara memakan tepung singkong yang dikenal sebagai fariña yang tersedia di pesawat. Tepung tersebut merupakan sumber karbohidrat yang umum di wilayah Amazon.
"Setelah fariña habis, mereka mulai memakan bijinya," pungkas sang paman, Fidencio Valencia.
(suc/suc)











































