Kapal selam yang membawa turis ke ke bangkai Titanic belum ditemukan sampai hari ini. Diketahui, kapan tersebut hilang satu jam 45 menit dalam perjalanan turun untuk menjelajahi bangkai kapal Titanic. Lantaran ketersediaan oksigen dalam kapal tersebut terbatas, tim penyelamat kini berpacu dengan waktu untuk menemukan kapal selam tersebut.
Seorang mantan komandan kapal selam yang telah bertugas di angkatan kapal selam Amerika Serikat selama 28 tahun mengungkapkan bahaya yang akan dihadapi oleh lima penjelajah yang hilang, jika kapal selam itu masih dalam kondisi utuh. Ditegaskannya, pada kedalaman kapal selam tersebut, tekanannya sekitar 400 kali lipat dari di permukaan laut.
"Di situ sangat dingin. Jika di dasar berada di air yang kurang dari titik beku. Mereka akan menjadi sangat dingin. Makanan dan air mungkin bisa bertahan selama empat hari. Tapi yang menjadi kekhawatiran saya adalah oksigen dan dingin," ungkap Kapten David Marquet dikutip dari Mirror News UK, Rabu (21/6/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Kapten David Marquet menjelaskan kondisi yang akan terjadi pada tubuh jika kadar oksigen dalam kapal selam tersebut benar-benar habis. Pasalnya, dalam kondisi kehabisan oksigen, orang-orang dalam kapal tersebut akan menghirup karbon dioksida adalah masalahnya.
"Di kapal selam besar kami memiliki mesin yang akan menghilangkan CO2 dari udara tetapi tidak mungkin kapal selam seukuran itu memilikinya. Ini mungkin memiliki semacam modul penyerapan tetapi itu akan menjadi jenuh," bebernya.
"Jadi yang terjadi adalah CO2 menumpuk, kita sakit kepala, mual, bingung, dan akhirnya seseorang bisa mati karena keracunan CO2," imbuh Kapten David Marquet.
Terlebih jika ada kebocoran di kapal, kru bisa menghadapi masalah mengerikan lainnya. Mengingat, kapal selam tersebut dirancang untuk menyelam dengan sangat dalam dan tekanannya sangat tinggi.
"Itu seperti mengisi seluruh ruangan dengan udara dan memempatkannya hingga seukuran tong sampah. Tubuh manusia tidak dapat bertahan dengan tekanan tersebut," pungkas Kapten David Marquet.
(vyp/kna)











































