Ilmuwan China Klaim COVID-19 adalah Senjata Biologis, Valid Nggak Sih?

Ilmuwan China Klaim COVID-19 adalah Senjata Biologis, Valid Nggak Sih?

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 03 Jul 2023 15:01 WIB
Ilmuwan China Klaim COVID-19 adalah Senjata Biologis, Valid Nggak Sih?
Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL
Jakarta -

Kontroversi seputar asal mula virus SARS-CoV-2, agen penyebab COVID-19, kembali muncul setelah seorang ilmuwan dari Institut Virologi Wuhan, Chao Shao, menuduh negaranya merekayasa virus corona sebagai senjata biologis.

Hal tersebut diungkapkan dalam wawancara eksklusifnya bersama anggota Asosiasi Pers Internasional, Jennifer Zeng. Saat itu, ia memberikan informasi langsung dan wawasan unik tentang Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Shao mengklaim, dia dan rekan kerjanya sempat diberi empat jenis virus Corona yang berbeda oleh atasannya untuk diuji. Ini dilakukan untuk menentukan jenis virus mana yang paling efektif untuk menyebar ke berbagai spesies, termasuk manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga mengungkapkan soal rekan-rekannya yang tiba-tiba hilang selama Pertandingan Dunia Militer 2019 yang digelar di Wuhan. Bahkan, beberapa dari mereka dikirim ke hotel tempat menginap atlet internasional untuk mengecek kondisi kesehatan mereka. Shao menduga mereka berpotensi terlibat dalam penyebaran virus tersebut.

Tak hanya itu, pada April 2022, Shao sempat dikirim ke Xinjiang untuk menilai status kesehatan tahanan Uighur yang ditahan di kamp pendidikan ulang atau kamp konsentrasi, seolah-olah untuk mempercepat pembebasan tahanan Uighur.

ADVERTISEMENT

Lantaran tugasnya itu tidak relevannya keahlian virologi dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, Chao Shao dengan tegas menyiratkan bahwa misinya di Xinjiang adalah untuk memfasilitasi penyebaran virus atau untuk mempelajari pengaruhnya terhadap manusia.

Meskipun begitu, Shao menekankan bahwa informasi-informasi yang diucapkannya hanya mewakili sebagian kecil dari keseluruhan teka-teki. Asal muasal sebenarnya dari pandemi, yang telah merenggut nyawa tujuh juta jiwa di seluruh dunia, tetap menjadi subjek penyelidikan yang sedang berlangsung.

Adapun klaim Shao datang tak lama setelah badan intelijen AS menyatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti bahwa laboratorium China terlibat dalam rekayasa genetika pada virus yang terkait dengan COVID-19 atau memiliki virus semacam itu dalam persediaan mereka sebelum wabah 2019.

Keraguan Pakar soal Senjata Biologis

Terkait klaim tersebut, seorang ilmuwan dan mantan kepala epidemiologi dan penyakit menular di Dewan Penelitian Medis India (ICMR), Lalit Kant turut menanggapi. Ia mengatakan hingga saat ini bukti yang muncul dari berbagai penyelidikan tidak mendukung bahwa SARS-CoV-2 direkayasa secara genetik.

Namun, Kant menekankan bahwa pengetahuan saat ini juga tidak menyangkal kemungkinan SARS-CoV-2 bisa saja berasal dari laboratorium.

Kent memiliki pandangan yang beragam terkait tuduhan China menjadikan COVID-19 sebagai senjata biologis. Terlebih sebagian percaya bahwa SARS-CoV-2 tidak memiliki kriteria yang baik sebagai senjata biologis.

"SARS-CoV-2 memang menyebabkan kepanikan, dan virusnya sangat menular, tetapi tidak semua orang yang tertular infeksi itu mengalami penyakit itu," ucap Kent dikutip dari Business Today.

Secara ilmiah senjata biologis umumnya ditargetkan pada orang dewasa muda dan populasi paruh baya. Namun SARS-CoV-2 sebagian besar menyerang orang tua dan orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan lain. Kant mengatakan bahwa senjata biologis seharusnya stabil di lingkungan dan membutuhkan tingkat kontrol pelepasan tertentu.

Selain itu, Kant juga mempertanyakan mengapa China melepaskan senjata biologis pada populasinya sendiri, terlebih SARS-CoV-2 sama sekali tak menguntungkan China. Karenanya, Kant menyimpulkan bahwa virus Corona tidak mungkin direkayasa secara genetik sebagai senjata biologis.

NEXT: Bukan kali pertama COVID-19 diklaim sebagai senjata biologis

Sebelumnya, klaim virus Corona direkayasa menjadi senjata biologis juga sempat beredar saat awal pandemi COVID-19 merebak. Beberapa klaim menyatakan bahwa China yang menyebut sengaja dilepaskan dari sebuah laboratorium untuk menyerang negara lain.

Namun, sampai saat ini belum ada bukti valid yang menunjukkan bahwa virus Corona adalah senjata biologis. Para peneliti, dokter, politisi, dan badan intelijen di seluruh dunia yakin bahwa COVID-19 berevolusi secara alami. Mereka telah mempelajari susunannya, perilakunya, dan konteks lainnya untuk membuat kesimpulan.

Dikutip Official Site of The State of New Jersey, bukti ilmiah menunjukkan bahwa virus Corona menyebar dari hewan ke manusia.

Satu makalah menunjukkan bahwa virus COVID-19 96 persen identik secara genetik dengan virus Corona yang sebelumnya diidentifikasi pada kelelawar. Para peneliti bekerja untuk menemukan kecocokan virus Corona yang lebih dekat pada hewan untuk mempertajam jalur penyebaran ke manusia.

Pada 2021, Badan Intelijen AS juga melaporkan bahwa virus Corona tak dikembangkan sebagai senjata biologis. Dikutip dari DW News, penilaian tersebut dipublikasikan dalam laporan yang dirilis oleh Kantor Direktur Intelijen Negara (ODNI), menilai asal-usul COVID-19.

Penilaian tersebut mengatakan pejabat China tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang virus tersebut sebelum wabah terjadi. Kecuali beberapa penemuan yang tak terduga. Intelijen AS masih mempertanyakan apakah COVID-19 pertama kali ditularkan dari hewan ke manusia atau berasal dari kebocoran laboratorium dari Institut Virologi Wuhan.

Mantan kepala penasihat medis presiden AS, Anthony Fauci juga menegaskan COVID-19 tidak direkayasa sebagai senjata biologis oleh China atau siapa pun.

Berbicara pada peringatan ketiga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan virus corona sebagai pandemi, Dr Fauci mengatakan dia setuju dengan banyak ahli epidemiologi terkemuka bahwa COVID-19 kemungkinan merupakan kejadian alami dari hewan ke manusia.

"Ahli virologi evolusioner... menulis dua karya peer-review yang sangat penting dan ditulis dengan baik di majalah Science dengan sangat menyarankan bahwa sebenarnya itu adalah kejadian alami dari hewan ke manusia," kata Dr Fauci kepada Jim Acosta di CNN.

"Tapi [sementara mereka] sangat menyarankannya, itu tidak menyelesaikannya secara pasti dan itulah alasan saya mengatakan untuk melakukan hari ini saya akan tetap berpikiran terbuka tentang apa [penyebab] aslinya."

COVID-19 telah menyebabkan hampir 7 juta kematian secara global sejak pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China pada Desember 2019.

Dr Fauci juga mengatakan bahwa asal mula COVID-19 yang menyeramkan telah secara efektif dikesampingkan setelah banyak penyelidikan.

"Salah satu hal yang orang mungkin tidak benar-benar menghargai adalah bahwa semua badan intelijen sepakat bahwa ini tidak direkayasa, yaitu mereka tidak sengaja melakukan ini untuk membuat senjata bio," kata Dr Fauci.

Halaman 2 dari 2
(suc/up)
Heboh Klaim COVID Senjata Biologis
8 Konten
Seorang peneliti di Institut Virologi Wuhan secara blak-blakan mengklaim bahwa China sengaja bikin COVID-19 untuk senjata biologis atau bioweapon.

Berita Terkait