Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengonfirmasi dua kasus kematian di Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta yang teridentifikasi suspek antraks. Dua kasus tersebut dilaporkan pada 23 Juni 2023.
"Ini kasus pertama di tahun ini dan masih suspek karena masih pemeriksaan lab," demikian konfirmasi dr Maxi saat dihubungi detikcom Selasa (4/7/2023).
Keduanya berusia di atas 70 tahun. Dugaan penularan antraks sejauh ini mengarah pada sapi di warga sekitar yang mati, kemudian disembelih bersama-sama hingga dibagikan ke sedikitnya 11 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus suspek antraks pertama disebut Maxi mulanya mengeluhkan gejala seperti demam, pusing, batuk, kaku leher bagian belakang, perut bengkak, hingga pembengkakan kelenjar.
Pasca sakit, ia sempat dirawat di rumah sakit pada 1 Juni 2023, tetapi kemudian dinyatakan meninggal dunia Selasa (4/6/2023).
"Terdapat 11 orang yang mengonsumsi daging yang sama, semuanya sudah dilakukan pengambilan sampel darah," sambung dr Maxi.
Kasus kedua merupakan pria berusia 78 tahun yang awalnya mengeluhkan mual dan badan membengkak. Dirinya juga mengonsumsi daging sapi yang sama. Sayangnya, di 29 Mei 2023 saat dirawat di RS, ia mengembuskan napas terakhirnya.
(naf/kna)











































