Puluhan Warga Gunungkidul Positif Antraks, Ini Gejala yang Dikeluhkan

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 05 Jul 2023 09:34 WIB
Ilustrasi antraks (Foto: ilustrasi/thinkstock)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan penambahan kasus warga Gunungkidul yang terpapar antraks. Kini totalnya menjadi 93 kasus positif yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 85 kasus. Dari total kasus positif, tiga di antaranya meninggal dunia.

"Meninggal tiga orang di Semanu. Di Karangmojo nggak ada yang meninggal, tapi ada yang dalam pemeriksaannya itu positif antraks di dalam tubuhnya," ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi saat ditemui detikcom di Senayan, Selasa (4/7).

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Dewi Irawaty mengatakan mendapat laporan dari RSUP dr Sardjito terkait adanya pasien laki-laki berusia 73 tahun yang terpapar antraks pada 2 Juni. Pasien yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul itu lalu meninggal dunia pada 4 Juni.

Hasil investigasi dan penggalian keterangan oleh Dinkes menunjukkan pasien berusia 73 tahun itu sebelumnya sempat menyembelih dan mengonsumsi sapinya yang mati karena sakit.

Lebih lanjut, Dinkes lalu mengambil sampel terhadap ratusan orang yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. Hasilnya, ada puluhan orang yang terpapar antraks.

"Dari 125 orang itu yang positif (antraks) ada 85. Tapi yang bergejala ada 18 orang, gejalanya ada luka, bengkak, ada pula yang diare, pusing-pusing dan sebagainya," ucap Dewi.

Lebih lanjut, saat ini Dinkes masih melakukan penyelidikan epidemiologi dan surveilans di daerah yang salah satu warganya meninggal karena antraks. Bahkan, Dinkes juga melakukan pengawasan selama 120 hari untuk memastikan tidak ada lagi warga yang mengalami gejala.

"Tentu penyelidikan epidemiologi kami tidak berhenti, surveilans kami juga tidak berhenti. Kami awasi dua kali masa inkubasi yakni 120 hari apakah ada yang bergejala lagi. Jadi penelusuran masih berjalan terus dan sampai hari ini tidak ada yang dirawat," katanya.

NEXT: Gejala antraks




(suc/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork