Tiga orang meninggal dunia setelah positif antraks di Gunungkidul, DI Yogyakarta. Total ada 93 orang yang positif terinfeksi antraks berdasarkan konfirmasi Dinas Kesehatan setempat, Selasa (4//7/2023).
Tiga pasien meninggal berasal dari kecamatan Semanu, ketiganya mengonsumsi daging sapi yang sakit. Gejala yang dikeluhkan awalnya hanya terbilang ringan, tetapi terus memburuk hingga berujung kondisi fatal.
Kasus pertama
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus pertama merupakan pria 73 tahun yang mengonsumsi daging sapi sakit di 22 Mei 2023. Beberapa hari setelahnya, ia mulai mengeluhkan gejala demam, pusing, dan batuk.
Tak kunjung mereda, keluhan yang dialami pria berinisial WP ini malah terus memburuk. Dua hari setelah muncul gejala awal, dirinya dilaporkan mengalami pembengkakan kelenjar. Sehari setelahnya, WP dirawat di salah satu rumah sakit terdekat, tetapi kemudian dirujuk ke RSUP Sardjito.
Kala itu, keluhan disertai dengan kaku di leher bagian belakang. Sayangnya, WP tutup usia di 4 Juni 2023.
Kasus kedua
Kasus kedua juga menimpa pria lansia berinisial AS, asal Kecamatan Semanu. Gejala awalnya mirip dengan kasus pertama yakni mual, tetapi dibarengi dengan badan membengkak.
Dirinya juga baru mengeluhkan gejala setelah mengonsumsi daging sapi yang sakit. Sayangnya, meski telah dirawat di RS, AS meninggal dunia di 29 Mei 2023.
Kasus ketiga
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondunuwu menyebut gejala pasien ketiga antraks yang meninggal juga tidak jauh berbeda dengan dua pasien sebelumnya.
"Diawali demam, diikuti timbulnya blister di kulit serta pembengkaan kelenjar yang berlanjut perut bengkak lalu meninggal," sebutnya saat dikonfirmasi Rabu (5/7/2023).
"Tindakan yang sudah dilakukan, penyelidikan epidemiologi, pengobatan, pengambilan dan pemeriksaan spesimen," sebutnya saat dihubungi detikcom Selasa (4/7/2023).
Saat ini, surveilans aktif pada manusia dan hewan juga terus diupayakan. Pihaknya dipastikan terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan terkait usaha menekan penyebaran virus antraks.
(naf/kna)











































