6 Kasus Viral Obesitas di RI, Paling Ekstrem Bobotnya Sentuh 350 Kg!

Round-Up

6 Kasus Viral Obesitas di RI, Paling Ekstrem Bobotnya Sentuh 350 Kg!

Faesal Mubarok - detikHealth
Kamis, 06 Jul 2023 06:30 WIB
6 Kasus Viral Obesitas di RI, Paling Ekstrem Bobotnya Sentuh 350 Kg!
Kasus obesitas di Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta -

Beberapa waktu lalu, pengidap obesitas 300 kg asal Kota Tangerang, Banten, Muhammad Fajri, meninggal dunia setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Kamis (22/6/2023).

Berpulangnya Fajri menjadi sorotan di kalangan publik lantaran dirinya sempat ditangani dengan lebih dari lima dokter. Setelah Fajri, kini kasus baru dilaporkan di Tangerang, yakni pria dengan berat 200 kg yang dievakuasi ke RSUD Kota Tangerang.

Berikut rangkuman detikcom dari berbagai sumber soal kasus obesitas di Tanah Air.

1. Cipto Raharjo (200 kg)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbaru, warga Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, bernama Cipto Raharjo (45) yang berbobot 200 kg viral karena mengeluhkan sesak napas selama satu minggu. Ia juga mengalami nyeri pada kaki kiri dan kanannya yang membuatnya tak bisa berjalan.

Akibat dari kondisi ini, Cipto dievakuasi ke RSUD yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang.

ADVERTISEMENT

"Saat ini menjalani perawatan di RSUD Kota Tangerang. Pasien ini dievakuasi di rumahnya, kemarin hari Selasa, 4 Juli 2023, dan dirujuk ke RSUD Kota Tangerang. Pasien diterima sekitar pukul 21.17 malam," ucap kepala Humas RSUD Kota Tangerang drg Fika Khayan kepada detikcom saat dikonfirmasi, Rabu (5/7/2023).

2. Titi Wati (350 kg)

Januari 2019 lalu, Titi Wati alias Titin, wanita asal Kalimantan Tengah menjadi perhatian publik karena memiliki berat badan sebesar 350 kg. Titin dilaporkan sempat tidak bisa berdiri karena tidak kuat menopang berat badannya.

Titin divonis masuk ke dalam kategori obesitas morbid. Setelah dievakuasi oleh sekitar 20 petugas dari rumahnya menuju RSUD Doris Sylvanus, Palangkaraya, untuk segera memperoleh penanganan medis.

"Bila sudah seekstrem ini sih lebih baik untuk segera mengambil tindakan operasi bariatrik, atau juga operasi pengecilan lambung," ungkap dokter spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah-Puri Indah, dr Raissa E Djuanda, M Gizi, SpGK, saat dihubungi detikHealth, Senin (7/1/2019).

Operasi bariatrik alias pengecilan lambung yang dilakukan Titin waktu dinilai mampu menurunkan berat badannya sebanyak 15-20 kilogram dalam waktu satu bulan dan mengurangi volume lambung sebesar 50 persen.

Setelah operasi, berat badan Titin sempat turun sekitar 100 kg. Tidak hanya itu, tingkat gula darah Titin pun sempat mengalami penurunan di angka 150.

Namun, pada November 2022, Titin mengeluhkan sakit akibat kesulitan buang air besar (BAB). Tidak lama setelahnya, pada Januari 2023, Titin meninggal dunia akibat infeksi saluran kemih.
Di Indonesia, data tahun 2015-2019, sebanyak 13,5 persen orang dewasa usia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan, sementara itu 28,7 persen mengalami obesitas. Pada anak usia 5-12 tahun, sebanyak 18,8 persen mengalami kelebihan berat badan dan 10,8 persen mengalami obesitas.

NEXT: Faktor Obesitas

Faktor Genetik

Bila salah satu orang tua mengalami obesitas, maka peluang anak-anak menjadi obesitas sekitar 40-50 persen. Tetapi, apabila kedua orang tua mengalami obesitas, peluangnya menjadi 70-80 persen.

Faktor Makanan dan Aktivitas Fisik

Jumlah asupan makanan yang berlebih akan menyebabkan obesitas. Jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi lemak, gula, serta kurang serat) menyebabkan ketidakseimbangan energi.

Lalu, kurang gerak menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak maksimal sehingga meningkatkan risiko obesitas.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: WHO Keluarkan Pedoman Baru Syarat Terapi GLP-1 untuk Obesitas"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Berita Terkait