Kok Belakangan Banyak Kasus Obesitas Ekstrem di RI? Dokter: Fenomena Gunung Es

Kok Belakangan Banyak Kasus Obesitas Ekstrem di RI? Dokter: Fenomena Gunung Es

Averus Kautsar - detikHealth
Kamis, 06 Jul 2023 09:52 WIB
Kok Belakangan Banyak Kasus Obesitas Ekstrem di RI? Dokter: Fenomena Gunung Es
Seorang pria obesitas di Tangerang dievakuasi. (Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta -

Beberapa waktu terakhir kasus obesitas dengan bobot ekstrem banyak muncul ke permukaan. Setelah kasus mendiang M Fajri, kini kembali dilaporkan dua kasus obesitas ekstrem dengan berat badan 200 kg di Tangerang dan Grobogan.

Mengapa belakangan kasus obesitas dengan bobot ratusan kilo banyak muncul? Dokter spesialis gizi RSCM dr Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK yang juga ikut menangani kasus M Fajri mengatakan bahwa kasus obesitas di Indonesia memang terus meningkat.

Terlebih selama pandemi, banyak orang yang aktivitasnya terbatas di rumah dan tidak bisa bebas keluar rumah. Keluhan orang yang mengalami obesitas pun semakin banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu, dr Nurul mengatakan kemunculan kasus obesitas dengan bobot ekstrem di media juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahayanya.

"Ini semacam fenomena gunung es itu, jadi begitu ada kasus Fajri muncul, terus nampaknya orang-orang menjadi lebih aware gitu. Jadi takut jadi muncul-muncul lagi berita yang kasusnya juga besar," kata dr Nurul ketika dihubungi detikcom, Rabu (5/7/2023).

ADVERTISEMENT

"Jadi sebetulnya itu kasus obesitasnya sudah ada dari lama. Cuman mungkin karena sebelumnya belum ada berita yang heboh, jadi masyarakat nampaknya belum aware," sambungnya.

dr Nurul mengatakan selain pada orang dewasa, jumlah obesitas pada anak pun meningkat terlebih pasca pandemi. Oleh karena itu ia mengimbau orang tua untuk lebih hati-hati dalam menentukan asupan gizi pada anak.

"Sekarang yang muncul yang banyak publikasinya itu banyak anak-anak jadi obesitas karena sekolah dari rumah, aktivitas di rumah juga dibatasi gitu, setelah itu banyak anak jadi obese," katanya.

Ia juga menyoroti pergeseran gaya hidup modern yang semakin instan dan mudah hingga memberikan efek domino pada peningkatan kasus obesitas di Indonesia.

"Sekarang ini kan serba modern ya jadi lebih cenderung mempersiapkan makanan secara instan. Jadi lebih banyak bumbu-bumbu yang siap saji, apalagi sekarang apa aja bisa pesan makanan online," kata dr Nurul.

"Nah, itu juga menyebabkan fenomenanya menjadi berubah. Orang jadi makin malas beli makan. Kalau dulu kan orang kalau mau beli makan kan keluar dulu jalan kaki mungkin atau naik sepeda, kalau sekarang pakai aplikasi kan mudah banget kan," sambungnya.




(avk/naf)

Berita Terkait