Kontroversi Surrogate Mother, Pakai Ibu Pengganti demi Dapat Buah Hati

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Sabtu, 08 Jul 2023 10:00 WIB
Jasa surrogate mother makin diminati. (Foto: Getty Images/iStockphoto/hxyume)
Jakarta -

Metode persalinan dengan ibu pengganti atau surrogate mother belakangan menjadi pilihan kaum 'papan atas'. Beberapa selebriti mulai dari Priyanka Chopra, Kim Kardashian, Paris Hilton sampai Lucy Liu menggunakan ibu pengganti untuk mendapat buah hati.

Di beberapa negara bahkan ibu pengganti atau surrogate mother dikomersialisasikan dan memiliki agen khusus berbayar ratusan juta untuk menggunakan jasanya.

Ibu pengganti komersial mengacu pada pengaturan saat seorang wanita dibayar untuk melakukan kehamilan untuk orang atau pasangan lain. Ini berbeda dari ibu pengganti altruistik, di mana seorang wanita secara sukarela melakukan kehamilan tanpa kompensasi apa pun selain penggantian medis.

Biasanya, surrogacy komersial adalah surrogacy gestasional, yang berarti ibu pengganti tidak memiliki hubungan biologis dengan anak.

Diberitakan CNBC, undang-undang seputar surrogacy sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain dan negara bagian ke negara bagian. Di AS, misalnya, praktik ini diizinkan di beberapa negara bagian tetapi dilarang di negara lain, sedangkan di Kanada dan Inggris, hanya surrogacy altruistik yang diizinkan.

Industri surrogacy komersial global bernilai sekitar $14 miliar pada tahun 2022, menurut konsultan riset pasar Global Market Insights, meskipun angka pastinya sulit diverifikasi mengingat sifat pribadi dari banyak pengaturan. Angkanya diprediksi naik karena permintaan surrogate semakin banyak.

Permintaan itu juga banyak dilakukan di negara Barat yang kaya, mencari layanan surrogate di negara lain. Banyak dari mereka mencari layanan surrogacy lintas batas untuk menghindari daftar tunggu yang panjang atau biaya yang lebih tinggi, atau karena undang-undang domestik melarang surrogacy atau mengecualikan kelompok tertentu - seperti pasangan gay - dari praktik tersebut.

Berakhirnya larangan perjalanan akibat COVID-19 juga menyebabkan peningkatan permintaan surrogacy global tahun lalu.

"Pandemi mengurangi ibu pengganti internasional, tetapi kami sekarang melihat semua permintaan yang terpendam," kata pakar ibu pengganti Sam Everingham, yang merupakan direktur global kelompok pendukung ibu pengganti yang berbasis di Australia, Growing Families, Sydney.

Ledakan global telah mendorong peningkatan permintaan ibu pengganti, dengan grup Facebook dan iklan agensi menarik bagi wanita dengan janji pendapatan yang cukup besar.




(kna/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork