Peneliti Harvard Habiskan 85 Tahun Teliti Kunci Kebahagiaan, Ini Hasilnya

Peneliti Harvard Habiskan 85 Tahun Teliti Kunci Kebahagiaan, Ini Hasilnya

Atta Kharisma - detikHealth
Minggu, 09 Jul 2023 07:00 WIB
Peneliti Harvard Habiskan 85 Tahun Teliti Kunci Kebahagiaan, Ini Hasilnya
Ilustrasi keluarga. (Foto: Getty Images/iStockphoto/monzenmachi)
Jakarta -

Setiap orang tentu ingin hidup bahagia. Namun setiap orang memiliki tolak ukur kebahagiaan yang berbeda-beda, sehingga sulit menentukan satu faktor pasti yang bisa menjamin hidup yang penuh kebahagiaan.

Tantangan inilah yang disanggupi oleh peneliti di Harvard. Sejak tahun 1938, mereka memulai studi untuk mencari tahu apa yang membuat seseorang bahagia dalam hidup. Penelitian ini bahkan melibatkan 724 peserta yang berasal dari seluruh dunia.

Seperti apa hasil penelitian yang memakan waktu hingga 85 tahun ini?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karier dan Harta Tidak Jamin Kebahagiaan

Dari riset ini, tim peneliti menemukan bahwa resep bahagia ternyata bukan karier dan harta yang melimpah, melainkan hubungan positif yang dijalin dengan manusia lain.

ADVERTISEMENT

Hasil penelitian secara konsisten menunjukkan hubungan yang positif membuat manusia lebih bahagia, lebih sehat, dan hidup lebih lama.

Alasan Orang Pensiun Tidak Bahagia

Hal menarik lain yang diteliti tim dari Harvard terkait dengan pensiunan. Berdasarkan tanggapan para responden, hal yang membuat banyak orang tidak bahagia setelah pensiun adalah karena mereka kehilangan hubungan sosial yang telah menopang mereka begitu lama di tempat kerja.

Kebahagiaan Cegah Risiko Penyakit

Psikiater di Rumah Sakit Umum Massachusetts sekaligus psikiatri di harvard Medical School, Robert Waldinger yang terlibat dalam penelitian tersebut mengungkapkan kebahagiaan dalam hubungan berpengaruh terhadap kesehatan.

"Awalnya, kami tidak percaya; kami bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi. Kami berpikir, 'Masuk akal jika Anda memiliki hubungan yang bahagia, Anda akan lebih bahagia, tetapi bagaimana kualitas hubungan Anda dapat membuat Anda lebih atau kurang mungkin terkena penyakit arteri koroner atau diabetes tipe 2 atau radang sendi?," kata Waldinger dikutip dari laman resmi Harvard University.

Mereka awalnya menganggap itu sebagai sebuah kebetulan. Kemudian, kelompok penelitian lain mulai menemukan hal yang sama.

"Sekarang ini adalah temuan yang sangat kuat. Sudah sangat jelas bahwa keterhubungan antarpribadi, dan kualitas hubungan tersebut, benar-benar memengaruhi kesehatan, serta kebahagiaan," jelasnya.

Ikatan Positif Melindungi dari Ketidakpuasan Hidup

Lebih lanjut, Waldinger menuturkan hubungan yang dekat adalah hubungan yang tidak berlandaskan uang atau ketenaran, tetapi pada hal-hal yang membuat orang bahagia. Seperti pasangan, pertemanan, komunitas, dan lain-lain.

Menurutnya, ikatan seperti itu yang melindungi seseorang dari ketidakpuasan dalam hidup, membantu penurunan mental dan fisik, serta membantu untuk hidup lebih lama dan bahagia daripada kelas sosial, IQ, bahkan gen.

"Merawat tubuh Anda memang penting, tetapi merawat hubungan Anda juga merupakan bentuk perawatan diri," tandasnya.




(kna/kna)

Berita Terkait