Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan infeksi echovirus-11 tengah melanda Eropa. Imbas penyebaran virus melalui kontak dengan kotoran, bayi baru lahir bisa tertular echovirus-11 selama persalinan.
Virus mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun pada saluran pencernaan, tetapi dapat memicu infeksi berbahaya, khususnya pada mereka dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau kurang berkembang.
Ada puluhan bayi yang tertular menurut catatan pada 26 Juni 2023.
Sederet negara yang mencatat kasus di antaranya Kroasia, Italia, Spanyol, Swedia, dan Inggris Raya, serta Irlandia. Wabah echovirus-11 ini terjadi pada bayi baru lahir, disebut pada populasi umum risiko penularannya lebih rendah.
"Fasilitas kesehatan yang merawat bayi baru lahir harus membiasakan diri dengan tanda dan gejala echovirus dan menjaga kewaspadaan terhadap potensi infeksi dan wabah terkait perawatan kesehatan," pesan WHO, dikutip Senin (10/7/2023).
Berikut laporan awal mula merebak kasus echovirus-11:
Pada 5 Mei 2023, Prancis melaporkan peningkatan kasus sepsis neonatal parah yang terkait dengan Enterovirus (Echovirus-11 (E-11). Sebanyak sembilan kasus sepsis neonatal dengan gangguan hati dan kegagalan multi organ dilaporkan, tujuh di antaranya meninggal dunia. Kematian dilaporkan antara Juli 2022 dan April 2023 dari empat rumah sakit di tiga wilayah Prancis.
Pada 26 Juni 2023, Kroasia melaporkan satu kasus infeksi E-11 yang dikonfirmasi dari sekelompok penyakit enterovirus pada neonatus yang terdeteksi Juni 2023, menyusul Italia yang mencatat tujuh kasus infeksi E-11 antara April dan Juni 2023.
Spanyol belakangan ikut melaporkan dua kasus infeksi E-11 pada 2023, sementara Swedia memiliki lima kasus E-11 dengan empat di antaranya mengalami meningoensefalitis antara tahun 2022 dan 15 Juni 2023. Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara (UK ) melaporkan dua kasus pada Maret 2023.
NEXT: Warning WHO
Simak Video "Video Data WHO: Sepertiga Perempuan di Dunia Alami Kekerasan Fisik dan Seksual"
(naf/vyp)