Hati-hati, Paparan BPA Ancam Kesehatan Ibu Hamil dan Janin

Hati-hati, Paparan BPA Ancam Kesehatan Ibu Hamil dan Janin

Dea Duta Aulia - detikHealth
Jumat, 14 Jul 2023 07:25 WIB
Hati-hati, Paparan BPA Ancam Kesehatan Ibu Hamil dan Janin
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Penggunaan Bisfenol A (BPA) pada wadah makanan dan minuman berpotensi mengancam kesehatan orang ibu hamil dan janin. Khusus untuk janin bisa meningkatkan risiko perkembangan otak abnormal, gangguan perilaku, hingga sistem kekebalan tubuh.

Ahli Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Anwar Daud mengatakan mengacu studi biomonitoring risiko tersebut terjadi karena paparan BPA melebihi ambang batas yang telah ditentukan.

"Sebuah penelitian pada 2012 mengungkapkan bahwa manusia bisa terpapar BPA melalui jalur dan sumber berbeda, tetapi kemasan pangan sebagai sumber utama paparan BPA sudah dikonfirmasi," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Jumat (14/7/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan sebagai xenoestrogen, BPA menjadi fokus perhatian para ahli terkait perkembangan sejumlah penyakit. Adapun xenoestrogen merupakan tipe senyawa kimia yang mengimitasi estrogen-hormon seksual yang berperan dalam perkembangan sistem reproduksi dan karakter seks sekunder.

"Sebagai contoh, beberapa studi epidemiologi melaporkan peningkatan kadar urin yang berhubungan dengan obesitas, gangguan kesuburan, dan penyakit kardiovaskular," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Hal senada pun turut diungkapkan oleh Pelaksana Harian Direktur Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Cucu Cakrawati Kosim. Kandungan BPA mampu mengancam kesehatan janin dan wanita hamil.

Tak hanya itu, BPA juga mampu meningkatkan risiko munculnya kanker payudara dan prostat. Selain itu, kandungan tersebut juga mampu mengganggu kesehatan otak dan kelenjar prostat pada bayi dan anak.

Temuan tersebut diperkuat dengan dari data Environmental Health Perspectives (2014) dari Badan keamanan pangan di Perancis (ANSES). ANSES menyebutkan BPA bisa mengakibatkan janin bayi dalam kandungan terkena kanker payudara di kemudian hari. Oleh karena itu, ANSES menyarankan agar ibu hamil menghindari kemasan makanan kaleng atau minum dari kemasan plastik keras polikarbonat karena merupakan sumber BPA.

Adapun riset yang dilakukan oleh ANSES dilakukan pada tikus laboratorium, namun memberikan wawasan tentang kemungkinan efek serupa pada manusia.

"BPA bisa memicu berbagai masalah kesehatan otak dan kelenjar prostat pada bayi dan anak, selain juga dipercaya bisa memicu perubahan perilaku anak," kata Cucu.

Bahaya cemaran tersebut masih belum mendapatkan perhatian serius. Padahal negara lain juga mengambil langkah untuk melarang atau membatasi penggunaan BPA pada kemasan makanan dan minuman. Adapun negara yang telah menerapkan kebijakan tersebut antara lain Prancis, Kanada, Belgia, Selandia Baru, dan Denmark.

Alasan sejumlah negara melarang penggunaan BPA pun beragam. Denmark misalnya, negara tersebut melarang penggunaan BPA dalam botol bayi dan gelar makanan anak karena keprihatinan terhadap potensi efek negatifnya. Larangan tersebut didasar pada temuan penelitian yang menghubungkan paparan BPA dengan gangguan hormonal dan masalah perkembangan.

Khusus wilayah Asia, regulasi yang tersebut diterapkan di sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan China. Sayangnya untuk Indonesia, aturan pelarangan penggunaan BPA belum diterapkan secara khusus lewat label BPA di produk kemasan pangan.




(ega/ega)

Berita Terkait