Pria Kena Stroke di Umur 33, Gejalanya Muncul Pagi Hari saat Bangun Tidur

Terpopuler Sepekan

Pria Kena Stroke di Umur 33, Gejalanya Muncul Pagi Hari saat Bangun Tidur

Agisna Riawan - detikHealth
Minggu, 16 Jul 2023 13:03 WIB
Pria Kena Stroke di Umur 33, Gejalanya Muncul Pagi Hari saat Bangun Tidur
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Seorang pria di Chicago, Amerika Serikat bernama Alex McKeown mengalami stroke pada usia muda, yakni di usia 33 tahun. Ia mengisahkan, gejala awalnya kerap kali muncul ketika ia baru bangun tidur. Seringkali alih-alih merasa segar, McKeown malah kelelahan ketika bangun tidur.

Meskipun lelah, Alex memutuskan untuk tetap melanjutkan kegiatan hariannya, seperti mengikuti kelas olahraga, agar tidak dikenai biaya absen.

Pada saat mengikuti kelas olahraga, ia mendadak kehilangan keseimbangan saat melakukan aktivitas angkat beban. Alex tak mampu melanjutkan kelas olahraga tersebut, lantaran ia merasa pusing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya Alex mengira bahwa pusing yang ia alami itu disebabkan oleh dehidrasi. Petugas kelas olahraga pun langsung menolongnya, dengan memberikan air dan jus jeruk.

Akan tetapi, keadaan Alex tidak kunjung membaik dan membuatnya terbaring di lantai. Petugas kelas olahraga menghubungi ambulan agar Alex segera mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

ADVERTISEMENT

Pria 33 tahun tersebut mengatakan bahwa ketika tim medis tiba, ia tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan.

"Awalnya saya mengatakan pada diri sendiri untuk melakukannya. Ada dua wanita di sekitar saya, instruktur kebugaran dan karyawan lain, dan saya sangat bersyukur mereka ada di sana dan terus mengawasi saya, karena mereka menelepon 911," ujar Alex dikutip dari Daily Mail.

"Tanpa mereka, saya mungkin akan pulang untuk tidur, dan saya mungkin tidak akan berbicara atau berjalan sekarang," lanjutnya.

Hasil Diagnosis Dokter

Mengacu pada diagnosis dokter, barulah ketahuan bahwa Alex mengalami aortic aneurysm atau pembengkakan di salah satu arterinya. Kondisi tersebut meningkatkan risiko plak yang dapat merusak arteri dan menyebabkan penyumbatan, sehingga bisa memicu stroke.

Stroke dapat terjadi ketika ada penyumbatan di arteri yang membawa darah ke otak, menyebabkan sel-sel kekurangan nutrisi penting dan pasokan oksigen, yang mengakibatkan kematian sel-sel tersebut dengan cepat.

Kondisi ini jarang terjadi pada orang dewasa muda, hanya sekitar 10 hingga 15 persen kasus terjadi pada orang di bawah usia 45 tahun. Orang yang berusia di atas 65 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi.

Saat melakukan pemindaian, dokter menginformasikan bahwa terdapat gumpalan yang cukup besar mulai dari dasar salah satu arteri karotisnya yang mengalir melalui leher dan memasok darah ke wajah dan otak, hingga arteri serebral tengah di belakang matanya. Dokter awalnya memberikan tenecteplase, sebuah obat yang dapat membantu melarutkan gumpalan darah.

Selain itu, dokter juga melakukan trombektomi, sejenis operasi yang memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di area selangkangan, kemudian mengalirkannya ke gumpalan darah. Ini kemudian ditarik keluar menggunakan alat penyedot untuk membersihkan arteri dan mengembalikan aliran darahnya kembali normal.

Kepala ahli radiologi di Northwestern Medicine di Chicago, dr Ali Shaibani, mengatakan bahwa ia dan timnya harus bergerak lebih cepat untuk mengatasi kondisi Alex.

"Kasus Alex luar biasa karena kami biasanya tidak melihat stroke pada kelompok usianya," jelas dr Ali.

"Anda kehilangan sekitar 1,9 juta sel otak per menit karena stroke, jadi kami bergerak sangat cepat untuk membersihkan bekuan darah besar yang menyumbat arterinya," lanjutnya.

Berkat penanganan yang cepat setelah kejadian tersebut, Alex telah pulih sepenuhnya dan tidak mengalami kerusakan jangka panjang. Namun, ia perlu menjalani pemeriksaan lanjutan dalam beberapa bulan mendatang untuk memperbaiki aneurisma aortanya dan mencegah kemungkinan masalah di masa depan.

Kenali Stroke dan Penyebabnya

Dikutip dari Cleveland Clinic, stroke merupakan kondisi yang mengancam nyawa, terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Kondisi ini sering terjadi karena penyumbatan arteri atau perdarahan di otak.

Ketika pasokan darah tidak stabil, sel-sel otak di area tersebut mulai mati karena kekurangan oksigen.

Stroke dapat menyerang siapapun, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Namun, beberapa orang memiliki risiko yang lebih tinggi daripada yang lain. Sekitar dua pertiga dari kasus stroke terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun.

Selain itu, ada beberapa kondisi medis tertentu yang meningkatkan risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (hiperlipidemia), diabetes tipe 2, serta riwayat stroke, serangan jantung, atau irama jantung yang tidak teratur seperti fibrilasi atrium.

Efek dari stroke tergantung pada beberapa faktor, termasuk lokasi penyumbatan dan sejauh mana jaringan otak terpengaruh. Namun, karena satu sisi otak mengendalikan sisi tubuh yang berlawanan, stroke yang terjadi pada satu sisi otak dapat menyebabkan komplikasi neurologis pada sisi tubuh yang terkena.

Jika stroke terjadi di bagian belakang otak, misalnya, kemungkinan akan terjadi kecacatan yang melibatkan penglihatan.

Ada dua penyebab utama stroke, yaitu arteri tersumbat atau disebut stroke iskemik dan bocor atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Stroke iskemik dan stroke hemoragik dapat terjadi karena berbagai faktor. Stroke iskemik biasanya terjadi karena pembekuan darah. Kondisi ini dapat terjadi karena:

  • Aterosklerosis.
  • Gangguan pembekuan.
  • Fibrilasi atrium (terutama bila terjadi karena sleep apnea).
  • Cacat jantung (defek septum atrium atau defek septum ventrikel).
  • Penyakit iskemik mikrovaskular (yang dapat menyumbat pembuluh darah kecil di otak Anda).

Sementara stroke hemoragik dapat terjadi karena beberapa alasan, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi, terutama bila seseorang memilikinya dalam waktu lama, sangat tinggi, atau keduanya.
  • Aneurisma
  • Tumor otak (termasuk kanker).

Penyakit yang melemahkan atau menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada pembuluh darah di otak, seperti penyakit moyamoya.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Seusai Stroke Ringan, Kak Seto Diminta Istirahat hingga 2 Bulan"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Berita Terkait