Seorang pria belia bernama Alex McKeown terkena stroke di usia 33 tahun. Sempat tak disadarinya, rupanya salah satu gejala awal yang muncul adalah kelelahan saat bangun pagi hari. Namun lantaran tak mengerti kondisi tubuhnya, McKeown memilih untuk tetap beraktivitas bahkan berolahraga di studio kebugaran.
Namun suatu hari, McKeown tumbang di tengah-tengah aktivitas kebugarannya. Ia mengeluh pusing hingga akhirnya berbaring. Saat itu ia pikir, ia hanya dehidrasi. Setelah sempat diberi air minum dan jus jeruk, kondisi McKeown semakin memburuk hingga ia dibawa ke rumah sakit.
"Pada saat saya sampai di rumah sakit, saya tidak bisa mengangkat lengan kiri atau kaki kiri saya dan tidak bisa benar-benar melihat dengan mata kiri saya," ungkapnya dikutip dari Today, Minggu (16/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada Gangguan Penglihatan
Stroke terjadi akibat gumpalan darah di bagian lain tubuh seperti jantung, pecah dan menuju ke otak. Bekuan darah tersebut membatasi aliran darah, menyebabkan gejala seperti kelemahan dan kehilangan penglihatan sebagaimana yang dialami McKeown.
Kepala radiologi neurointerventional di Northwestern Medicine dan bagian dari tim medis McKeown, dr Ali Shaibani, menjelaskan McKeown mengalami 'gumpalan yang cukup luas' mulai dari arteri karotis internal di dasar tengkoraknya hingga ke arteri serebral tengah di belakang rongga matanya.
Arteri serebral, sebagaimana digambarkan di dr Shaibani, adalah arteri utama ke belahan kanan otak. Gumpalan tersebut juga menghalangi suplai darah ke bagian korteks visual McKeown, menyebabkan gangguan penglihatan.
NEXT: McKeown mengalami serangan panik
Alami Serangan Panik
McKeown mengenal dirinya sebagai orang yang tidak mudah cemas. Namun baru-baru ini, ia mengisahkan, dirinya mengalami serangan panik (panic attack) pertamanya.
"Saya sampai pada kesimpulan bahwa, secara tidak sadar, ini hanya mengambil lebih banyak ruang emosional dan mental daripada yang saya hargai," kata McKewon.
Berangkat dari pengalamannya, McKeown mengingatkan para pria muda dan sehat di luar sana untuk tidak mengabaikan tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan tubuh. Ia bersyukur, orang-orang di studio kebugarannya kala itu menganggap serius gejalanya sehingga ia bisa memperoleh penanganan tepat.











































