Viral Gaya Hidup Slow Living ala Lulu Tobing, Benarkah Cuma Buat Orang Berduit?

Viral Gaya Hidup Slow Living ala Lulu Tobing, Benarkah Cuma Buat Orang Berduit?

Averus Kautsar - detikHealth
Sabtu, 22 Jul 2023 13:29 WIB
Viral Gaya Hidup Slow Living ala Lulu Tobing, Benarkah Cuma Buat Orang Berduit?
Lulu Tobing menjalani gaya hidup slow living. (Foto: Instagram @lutob)
Jakarta -

Beberapa waktu terakhir gaya hidup slow living menjadi salah satu topik hangat diperbincangkan masyarakat. Gaya hidup ini membuat seseorang bisa menikmati proses hidup di setiap waktunya.

Slow living merupakan sebuah metode atau gaya hidup dengan dasar pemikiran menjalani hidup dengan lebih bermakna. Hal ini membuat pelaku gaya hidup slow living bisa menjalani hidup lebih santai dan sederhana, namun bisa tetap fokus dengan apa yang dilakukan.

Namun muncul pro dan kontra terkait dengan gaya hidup ini, lantaran tak sedikit orang yang mengaitkan gaya hidup ini dengan orang yang sudah mapan secara finansial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikolog klinis Arnold Lukito mengatakan bahwa gaya hidup ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun, ia juga tidak heran bila ada orang yang berpikiran bahwa gaya hidup ini lebih cocok pada orang yang sudah mapan.

"Terdengar seperti 'wah ini buat mereka yang berduit' slow living pun akhirnya dianggap jadi gaya hidup eksklusif bagi mereka yang punya duit," kata Arnold dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (22/7/2023).

ADVERTISEMENT

Menurutnya gaya hidup ini bisa dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai latar belakang ekonomi. Bahkan ia mengatakan gaya hidup ini bisa mengurangi tekanan kehidupan sehari-hari dengan menghargai apa yang dimiliki dan membuat bahagia.

"Slow living bukan tentang kekayaan materi, tetapi lebih tentang pengalaman hidup dengan penuh kesadaran (mindful), menghargai waktu, dan menjalani hidup yang lebih sederhana," kata dia.

Slow Living Tidak Sama dengan Malas-malasan

Gaya hidup slow living yang memang cenderung santai kerap disalahartikan dengan bermalas-malasan. Padahal gaya hidup ini justru membuat seseorang akan lebih tekun dalam menjalankan apa yang ia lakukan.

"Justru orang yang slow living itu menurut saya kadang jauh lebih tekun dibandingkan orang pada umumnya yang mungkin suka grusa-grusu, maunya cepat kilat, harus sat set," jelas psikolog klinis Anastasia Sari Dewi ketika dihubungi detikcom.

"Orang yang menerapkan slow living enggak. Mereka justru menikmati waktu mereka, mereka menikmati hidup mereka, apa yang sedang mereka jalani betul-betul mindful di situ," tambahnya.

Sari menekankan bahwa gaya hidup slow living ini bukan berarti membuat seseorang menjadi malas, melainkan membuat seseorang menaruh perhatian lebih pada suatu hal agar apa yang dihasilkan bisa berkualitas.




(avk/kna)
Tren Slow Living
8 Konten
Belakangan, gaya hidup slow living menjadi sorotan. Ini merupakan gaya hidup di mana seseorang kembali fokus pada proses alam atau lingkungannya, dan memberikan manfaat untuk kesehatan mental.

Berita Terkait