Bak Keajaiban, Pria Swiss Jadi Pasien ke-6 di Dunia yang 'Sembuh' dari HIV

Round Up

Bak Keajaiban, Pria Swiss Jadi Pasien ke-6 di Dunia yang 'Sembuh' dari HIV

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 24 Jul 2023 06:30 WIB
Bak Keajaiban, Pria Swiss Jadi Pasien ke-6 di Dunia yang Sembuh dari HIV
Foto: Getty Images/iStockphoto/atakan
Jakarta -

Seorang pria di Swiss dinyatakan 'sembuh secara efektif' dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pria yang dijuluki pasien Jenewa itu mengalami remisi jangka panjang HIV setelah menerima pengobatan sel punca pada tahun 2018.

"Apa yang terjadi pada saya luar biasa, ajaib," ucapnya dikutip dari Euronews, dalam sebuah pernyataan.

Di tahun 2018, pria tersebut menerima transplantasi sel punca untuk melawan kanker leukemia yang sangat agresif dan ganas. Kasusnya terbilang unik, karena ia menjadi satu-satunya dari lima pasien HIV sembuh lainnya yang menerima sel punca dari donor yang memiliki mutasi gen langka, CCR5.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gen tersebut berguna untuk menghalangi HIV memasuki sistem kekebalan seseorang, serta membuat sel secara alami kebal terhadap virus tersebut.

Virus HIV Tak Terdeteksi Lagi

ADVERTISEMENT

Meski bukan dari donor yang membawa gen CCR5, pria berusia 50-an tahun itu tetap dinyatakan 'sembuh' dari HIV. Bahkan, virusnya sudah tidak terdeteksi setelah menghentikan pengobatan antiretroviral atau obat yang berguna mengurangi jumlah virus di dalam darah.

Pria itu menggunakan terapi antiretroviral itu hingga November 2021. Dokter menyuruhnya berhenti setelah menjalani transplantasi sumsum tulang atau sel punca.

NEXT: Peneliti Belum Yakin Sepenuhnya.

Peneliti Belum Yakin Sepenuhnya

Meski sampai saat ini pasien Jenewa itu telah menghentikan pengobatan antiretroviral, para peneliti belum sepenuhnya yakin bahwa virus HIV tidak akan kembali pada pasien.

Sebab, pada dua kasus HIV di Boston yang menggunakan sel punca yang tidak mengandung gen CCR5. Efeknya, virus itu muncul lagi beberapa bulan setelah mereka berhenti menggunakan antiretroviral.

"Jika masih belum ada tanda-tanda virus setelah 12 bulan kemungkinan virus itu tidak terdeteksi di masa mendatang akan meningkat secara signifikan," ucap Asier Saez-Cirion, seorang ilmuwan di Institut Pasteur Perancis yang mempresentasikan kasus tersebut di Brisbane.

"Pasien Jenewa tetap 'bebas' HIV karena mungkin transplantasi menghilangkan semua sel yang terinfeksi tanpa memerlukan mutasi yang terkenal atau mungkin pengobatan imunosupresifnya, yang diperlukan setelah transplantasi, berperan," pungkasnya.

Terkait HIV

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC), HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika HIV tidak diobati, dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

Sampai saat ini tidak ada obat yang efektif untuk menyembuhkan virus tersebut. Begitu orang tertular HIV, mereka akan mengidapnya seumur hidup.

Namun dengan perawatan medis yang tepat, HIV dapat dikendalikan. Orang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan HIV yang efektif dapat berumur panjang, hidup sehat dan melindungi pasangannya.

Next: Gejala dan Penularan HIV

Gejala HIV

Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), banyak orang tidak merasakan gejala HIV dalam beberapa bulan pertama setelah terinfeksi dan kemungkinan tak tahu bahwa mereka terinfeksi. Adapun gejala HIV yang paling umum mirip seperti virus influenza, yakni:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Ruam
  • Sakit tenggorokan.

Beberapa bulan pertama ini adalah saat virus paling menular.

Seiring perkembangan penyakit, gejala akan meluas dan lebih jelas. Ini bisa termasuk pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. HIV melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi lain, dan tanpa pengobatan seseorang akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit parah lainnya, seperti tuberkulosis, meningitis kriptokokal, infeksi bakteri, dan beberapa jenis kanker termasuk limfoma dan sarkoma Kaposi.

Diagnosis HIV menggunakan tes cepat yang memberikan hasil pada hari yang sama dan dapat dilakukan di rumah, walaupun tes laboratorium diperlukan untuk memastikan infeksi.

Penularan HIV

Adapun cara penularan HIV, seperti:

Seks berisiko

HIV bisa menular saat seseorang melakukan hubungan seksual berisiko yakni bergonta-ganti pasangan dan tidak memakai pelindung seperti kondom.

Penularan ke bayi

HIV bisa ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan, proses melahirkan, atau menyusui. Namun, kasus penularan melalui proses tersebut jarang terjadi, terlebih saat ini banyak pengobatan HIV yang efektif dan menekan risiko penularan sebagai pencegahan.

Jarum suntik

Seseorang berisiko tinggi tertular HIV jika berbagi jarum suntik dengan orang yang mengidap HIV. Karenanya, disarankan untuk tidak pernah berbagi jarum atau peralatan lain untuk menyuntikkan obat-obatan, hormon, steroid, atau silikon.

Seks oral

Seks oral disebut meningkatkan risiko penularan HIV, seperti ejakulasi di mulut saat sariawan, gusi berdarah, atau adanya luka genital.

Halaman 3 dari 3


Simak Video "Video: Apa Tantangan Terbesar Hidup sebagai Perempuan dengan HIV?"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)
Pria Sembuh dari HIV
5 Konten
Seorang pria di Swiss dinyatakan 'sembuh secara efektif' dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Ia dinyatakan sembuh setelah menerima terapi sel punca dari donor yang tak memiliki mutasi gen langka, CCR5, pada 2018.

Berita Terkait