Tak hanya memicu risiko penyakit pernapasan layaknya rokok konvensional, vape dan rokok elektrik rupanya juga memicu gangguan pada lidah berupa penurunan kemampuan mengecap rasa. Seperti apa korelasinya?
Hal ini diungkapkan oleh seorang dokter gigi kosmetik di Inggris, dr Stewart Beggs baru-baru ini. Kondisi tersebut disebutnya sebagai 'lidah vaper' (vaper's tongue). Pada kondisi ini, seorang pengguna vape kehilangan sebagian besar atau bahkan seluruh rasa di mulut mereka akibat vaping rokok elektrik beraroma.
"Ini benar-benar meningkat karena popularitas vape sekali pakai ini, yang memiliki semua rasa yang menggelikan ini," ungkap dr Beggs dalam video Tiktok-nya, dikutip dari New York Post, Kamis (27/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menyebabkan peningkatan nikotin yang sangat besar dan mulut yang benar-benar kering sehingga terkadang Anda kehilangan indera perasa sepenuhnya," sambungnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, kondisi ini tak boleh didiamkan begitu saja. Pasalnya mengacu pada National Institute of Dental and Craniofacial Research, kering yang berlebihan pada bagian mulut dapat menyebabkan kerusakan gigi dan infeksi jamur.
Bahaya 'Lidah Vaper'
Kondisi 'lidah vaper' dapat terjadi karena vaping memicu dehidrasi dan mengeringkan mulut. Akibatnya, sensitivitas indera perasa akan berkurang.
Kemudian juga menurut National Library of Medicine, uap rokok elektrik mengandung bahan-bahan seperti propilen glikol dan gliserin nabati yang dapat melapisi lidah dan membuat pengecap menjadi kurang sensitif.
Selain itu, rokok elektrik mengandung nikotin, komponen adiktif layaknya dalam rokok tembakau. Walhasil, vaping dapat memicu kecanduan.
(vyp/suc)











































