.webp)
Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya tengah dikepung polusi udara. Sebuah laporan menyebut, tingkat polusi selama Juli 2023 di Serpong Tangerang Selatan bahkan setara mengisap 112 batang rokok.
Hal ini ikut disoroti oleh dokter paru, dr Erlina Burhan, SpP(K). Menurutnya, imbas paparan polusi udara membuat masyarakat berisiko mengalami gangguan pernapasan khususnya asma.
Dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan Jakarta Timur ini menjelaskan, kelompok paling rentan di tengah situasi kualitas udara yang buruk saat ini adalah anak-anak, warga berusia lanjut, orang dengan riwayat penyakit asma, orang dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan orang dengan riwayat alergi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tempat praktek pasien asma saya lebih sering datang. Gejalanya pilek, bersin bersin terkadang batuk dan sesak," terang dr Erlina saat dihubungi detikcom, Kamis (10/8/2023).
dr Erlina juga menjelaskan, pada sistem respirasi, polusi udara dapat mengganggu mekanisme pertahanan paru, melemahkan respons imun tubuh, dan memicu reaksi peradangan. Kemudian, polusi udara menyebabkan peningkatan risiko serangan dan kekambuhan pada individu dengan penyakit kronis seperti asma.
Dalam keterangan tertulis dari dr Erlina disebutkan, lima jenis penyakit respirasi dengan angka kematian tertinggi adalah penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis, dan asma.
"Polusi udara menjadi faktor risiko yang cukup tinggi dalam menyebabkan dan memperburuk penyakit respirasi, yaitu PPOK (36,6 persen), pneumonia (32 persen) asma (27,95 persen), kanker paru (12,5 persen), dan tuberkulosis (12,2 persen)," tertera dalam keterangan dr Erlina.
(vyp/up)
