Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengungkapkan cucunya harus menjalani perawatan di rumah sakit imbas kualitas udara di Ibu Kota yang tidak sehat. Hal tersebut ia sampaikan sembari mengomentari Jakarta yang selalu penuh polusi beberapa waktu belakangan.
"Terus terang, saya punya cucu juga kena (ISPA), jam 7 malam semalam masuk ke RS Bintaro gara-gara persoalan debu ini, asap debu ini," ungkap Prasetyo kepada wartawan, Rabu (16/8/2023).
Ia sendiri mengaku khawatir dengan kondisi buruknya kualitas udara Jakarta saat ini. Bahkan, udara terlihat kotor seperti keruh secara kasat mata.
Efek jangka pendek menghirup polutan polusi udara bisa menyebabkan berbagai penyakit paru, mulai dari sakit tenggorokan, asma, flu, batuk sampai infeksi saluran nafas akut (ISPA).
ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Spesialis paru dari RS Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, SpP menyebut polusi udara bisa menjadi salah satu pemicu ISPA.
"Kalau ISPA tentu harus segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan ISPA. Kalau dia mengalami serangan asma atau jantung karena polusi, tentu harus ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena serangan," jelasnya beberapa waktu lalu.
Ciri-ciri gejala ISPA biasanya meliputi batuk dan bersin dengan hidung tersumbat, pilek, demam dan sakit kepala, nyeri tenggorokan, napas yang mengi atau sesak napas, pembesaran kelenjar getah bening.
Gejala ISPA bertahan selama sepekan hingga 10 hari. Pertama kali dikeluhkan di hari ketiga pasca terkena ISPA. Namun, pada beberapa kasus, bisa saja gejala menetap lebih lama bahkan melampaui tiga minggu.
Simak Video "Video: Ibu Kota India Tertutup Kabut Polusi Seusai Perayaan Diwali"
(kna/kna)