Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), khususnya di wilayah Jabodetabek belakangan ini meningkat. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tercatat kasusnya rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.
"Seperti yang kita tahu, di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara. Dan seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas dan rumah sakit di Jabodetabek," beber dr Maxi dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI, Senin (28/8/2023).
"Rata-rata kasusnya per bulan mencapai di atas 200 ribu kasus," sambungnya.
Senada dengan itu, Ketua Komite Respirologi dan Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan dr Agus Dwi Susanto SpP mengatakan peningkatan kasus ISPA ini terjadi pada periode Januari hingga Juli 2023 ini.
Menurut dr Agus, peningkatan kasus ini beriringan dengan polutan yang tinggi di Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek saat ini.
"Ini adalah data-data di puskesmas dan rumah sakit yang kita kumpulkan pada periode Januari sampai Juli. Terlihat sekali memang pada periode ini kasusnya lebih tinggi pada tahun ini, dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu," jelas dr Agus.
"Tahun ini, ketika polutan tinggi, kasusnya juga ikut meningkat. Tentu ini memberikan pola bahwa ketika peningkatan polutan itu terjadi, kasus penyakit ISPA juga ikut meningkat," pungkasnya.
Simak Video "Video: Langit Jakarta Cerah, Kualitas Udara Hari Ini Sehat!"
(sao/naf)