Pegulat WWE Bray Wyatt menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (28/8/2023). Muncul laporan, kematiannya tersebut diakibatkan oleh serangan jantung saat tidur siang. Wyatt ditemukan oleh kekasihnya dalam kondisi tak sadarkan diri, tidak bernapas, dengan tubuh membiru.
Serangan jantung memang sering dikaitkan dengan kematian nokturnal atau mati dalam tidur. Pasalnya, pada serangan jantung mendadak atau yang juga dikenal dengan henti jantung, jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Kematian jantung secara mendadak akan terjadi dalam beberapa menit apabila tidak segera mendapatkan perawatan medis. Hal ini tentu lebih berisiko saat tidur karena respons medis darurat biasanya sudah terlambat.
Dikutip dari beberapa sumber terdapat beberapa kondisi medis yang dapat mengakibatkan serangan jantung mendadak yakni serangan jantung, aritmia, gagal jantung kongestif, dan stroke. Serangan jantung yang juga dikenal sebagai infark miokard, terjadi saat pembuluh darah yang memasok otot jantung tersumbat dan jaringan yang disuplai mati atau rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa juga dijelaskan oleh Direktur Utama, Kardiologi Intervensi, Fortis Escorts Heart Institute, Okhla Road, New Delhi, dr Nishith Candra, beberapa. Menurutnya, ada sejumlah kemungkinan penyebab serangan jantung mendadak saat tidur:
1. Kondisi jantung bawaan
Peningkatan risiko serangan jantung mendadak dapat disebabkan oleh adanya kondisi genetik tertentu seperti sindrom Long QT, sindrom Brugada, dan kardiomiopati hipertrofik.
2. Kelainan jantung struktural
Kelainan jantung bawaan atau kelainan struktural lainnya juga dapat mengganggu sistem kelistrikan jantung.
3. Aritmia
Apabila tidak ditangani dengan baik, irama jantung yang tidak teratur dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.
4. Kondisi kesehatan yang mendasar
Kondisi yang dimaksud disini yakni seperti obesitas, diabetes, dan gangguan autoimun tertentu juga dapat mengakibatkan masalah jantung.
Selain itu serangan jantung besar-besaran dapat mengurangi aliran darah ke otak yang mengontrol pernapasan, sehingga menyebabkan henti napas.
Adapun tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, menerapkan pola hidup sehat, melakukan pengujian genetik serta menyadari akan adanya beberapa gejala seperti nyeri dada, jantung berdebar, pusing dan pingsan.
Kemudian, orang yang memiliki riwayat penyakit jantung atau diabetes tipe 1 disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Dengan begitu, pasien bisa memahami tindakan pencegahan ekstra untuk bertahan mencegah risiko kematian saat tidur.











































